Hari-hari ini hastag atau taggar #2019gantipresiden dan #2019tetapjokowi terus menghiasi media sosial, massa dan elektronik. Hasilnya tidak terelakkan "perang" hastag atau taggar pun berlangsung hingga tulisan ini diturunkan.
Sampai disini, menurut sepengetahuan penulis bahwa hastag atau taggar itu merupakan kata kunci (keyword) terpopuler dan sedang tren di media sosial. Sehingga menaikkan traffic (lintas) situs dan blog dalam dunia bisnis online. Misalnya #moneyonline #blogmarket dan sebagainya
Tetapi belakangan hastag atau taggar itu sudah meluas dalam dunia hiburan, politik sosial. Intinya apa yang sedang terjadi langsung diberi hastag atau taggar. Misalnya #savepalestine #saynotodrug #papamintasaham #dungu #bong200 #kampret #gulaipaku sampai kepada #2019gantipresiden #2019tetapjokowi #diatakuthastag. Pokoknya #serbahastag. #hahaha (ketawa aja dihastag).
Sampai hari ini hastag #2019gantipresiden dianggap makar dan terlarang. Persekusipun terjadi. Padahal menurut sebahagian itu adalah bagian dari demokrasi dan sesuai dengan undang-undang.
Dalam hal ini penulis berusaha fair melihat hal ini agar menentukan sikap bijaksana sini. Sehingga diharapkan tidak ada yang terzolimi.
1. Penulis melihat kedua hastag itu sama. Sama-sama #2019. Sama-sama buat hastag. Pertanyaannya mengapa mesti diributin ?
2. Semestinya yang alergi hastag #2019gantipresiden tidak usah berlebihan panik dan mencap makar. Karena mencap kafir saja gak boleh. Apalagi itu. Pokoknya mencap stempel aja yang boleh. Itupun harus resmi, tidak boleh tempahan. Hehehe
3. Begitu juga yang pro #2019tetapjokowi tidak perlu takut tersaingi dengan #2019gantipresiden. Lakukan saja dengan hal yang sama. Jangan persekusi orang. Ingatlah, rakyat Indonesiakan semakin cerdas. Dan ini bukan zaman batu bos.
4. Utamakanlah persatuan dan kedamaian. Yang jelas nanti pemilu 2019 pasti ada yang tetap diganti. Penentunya kan nanti dibilik suara.
5. Ini bagian dari proses demokrasi. Semua pihak mesti dewasa. Walau disebut "anak bangsa" tetapi bukan harus menjadi anak-anak yang gemar ribut bukan ?
6. Naikkan prasangka baik. bukan prasangka buruk.
Maka kesimpulannya adalah mari sikapi hastag atau taggar ini dengan bijak dan bukan memijak. Sampai disini PAS ya. Setuju ?
Maka kesimpulannya adalah mari sikapi hastag atau taggar ini dengan bijak dan bukan memijak. Sampai disini PAS ya. Setuju ?
#NKRI_jayalah
Semoga tidak #gagalpaham membacanya. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment