Bismillaahirrohmaanirrohiim
Firman Allah yang artinya :
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S. An-Nahl:125)
Penjelasan :
Pada ayat 125 surah an-nahl, Allah memerintahkan kepada orang beriman lagi berilmu supaya menyeru, mengajak, menasehati manusia (keluarga dan masyarakat di sekitar kita) hikmah (bijaksana, lemah lembut, ramah tamah) dan memberikan pelajaran yang baik untuk dipeljari, dipahami dan diamalkan (praktiknya dalam keseharian).
Yang dimaksud jalan tuhanmu itu adalah persoalan-persoalan duniawi yang dibingkai dalam agama. Seorang da`i, ustadz, ulama, kyai menyampaikan agama. Seorang guru memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya. Ayah dan ibum membimbing dan mendidik anaknya menjadi anak shaleh dan sholehah. Kesemuanya bertujuan ke tuhan (Allah swt).
Dan jika terjadi perselisihan dan beda pendapat, maka bantahlah, jawablah dengan cara yang baik. Baik menurut Allah dan rasulNya (sesuai tuntunan) dan baik pula menurut manusia (tidak menyakiti perasaan). Bantahlah dengan ilmu. Jika berkaitan dengan ilmu agama maka gunakan Al-Qur`an dan sunnah sebagai bantahan. Dan jika tidak berhasil menyelesaikan perselisihan maka kembalikan semuanya kepada Allah swt yang lebih mengetahui mana yang tersesat. Manusia hanyalah menyampaikan.
Saya yakin bahwa saya dan para pembaca pernah dan sering mengalami kondisi ketika nasihat dan seruan kita tidak dengar orang, bahkan dicemoohkan, dibantah dan sebagainya. Terkadang membuat emosi dan cara-cara untuk membantahnya kembalipun tidak lagi sesuai dengan tuntunan Islam. Bahkan ujung-ujungnya saling ejek, saling caci dan maki, nyuruh belajar dan sebagainya. Padahal Allah melalui rasulNya menyuruh agar balaslah keburukan itu dengan kebaikan. Tetapi kebanyakan tidak memperhatikan masalah ini.
Apa sebenarnya faktor penyebab nasehat dan seruan tidak didengar?
Pertama, anda kurang atau tidak ikhlas menyampaikannya dan hanya berdasarkan hawa nafsu. Nafsu untuk menjatuhkan orang, nafsu untuk mencela, nafsu agar dikenal pemberi nasehat terbaik (jabatan dan pujian) dan sebagainya. ketahuilah Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi di hati setiap manusia.
Kedua, kurang atau tidak memadai ilmu pengetahuan dan pemahaman. sampaikanlah yang anda mengerti dan anda sendiri sudah mempraktikkannya. Itu sebabnya mengapa Dakwah dan Pendidikan saat ini tidak berhasil? karena jawabannya adalah kebanyakan da`i dan guru tidak menjadi contoh tauladan. masih pilih-pilih topik dan sebagainya.
Ketiga, menyakiti perasaan bagi yang menerima (mendengar). Setiap manusia memiliki cara menerima suatu ilmu dengan berbeda usia, pengalaman dan lingkungan dimana ia berada. maka sebagai penyampai nasehat dan seruan haruslah memperhatikan masalah ini.
Jadi dengan ketiga faktor ini jika dipahami dengan sebenar-benarnya, maka seorang penyampai nasehat dan seruan sadar bahwa ia harus benar-benar paham terhadap kondisi si pendengar dan yang terpenting mulai nasehat dan serulah dari diri pribadi(amalkan) kemudian sampaikanlah dan bersabarlah.
Billahi sabiilil haq
Empat Overdosis Penyebab Hati Keracunan (Bag. 4)
18 hours ago
bisa saja si penerima nasehat tidak paham atau belum mau paham
ReplyDelete