Firman Allah :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S.3:104)
[217]. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S.33:21)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S.16:125)
[845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Apa itu mubaligh ?
Mubaligh berasal dari kata balagho ( بلغ ) menjad isim Fa’il yaitu (مبلغ) yang artinya adalah penyampai atau orang yang menyampaikan, berarti Mubaligh adalah pembawa ilmu yang berkewajiban menyampaikan semua ilmu yang dimiliki, sebagaimana sabda rasulullah sallallahu alaihi wassalam dalam alhadist.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَة
رواه البخارى
Artinya :
Sampaikanlah ilmu dariku walaupun satu ayat.
Kalau kita cermati bahwa Para Nabi dan rasul Allah merupakan para mubaligh Allah yang menyampaikan kerisalahannya kepada ummat. Ketika nabi dan rasul Allah tidak lagi ada karena nabi Muhammad saw merupakan penutup para nabi, maka pertanyaanya siapa yang melanjutkan tugas kerasulan itu agar umat ini tetap dalam keadaan islam dan tidak kembali murtad dari agama islam?
Jawabannya tentu pada surah Ali Imran ayat 104 yang artinya Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
Artinya, sesiapa yang memiliki kemampuan (dengan ilmu dan amal) dalam menyeru dan menyuruh kebajikan dan yang ma`ruf, maka otomatis ayat ini merupakan dasar dalam melanjutkan dakwah (kerisalahan para Nabi dan rasul) tetapi bukan mengaku nabi atau rasul. Hanya tugasnya saja yang dilanjutkan.
Hal ini menyangkut kepada profesi masing-masing. apakah seorang ustadz dan ustadzah, ulama, dan guru. Bagi masing-masing profesi memiliki kesamaan, yaitu menyeru/menyampaikan dan menyuruh kebajikan dan yang ma`ruf dan merekalah yang disebut dengan muballigh.
Apa itu muhammadiyah?
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Mengapa mubaligh Muhammadiyah?
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Maka disamping menyeru kebajikan dan menyuruh yang ma`ruf, mubaligh muhammadiyah bertugas dan berjuang untuk memberantas TBC (Takhayul Bid`ah dan Khurafat) yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dalam rangka gerakan tajdid (menghidupkan, membangkitkan dan mengembalikan aqidah dan ibadah sebenar-benarnya berdasarkan Al-Qur`an dan AsSunnah).
Syarat dan Ciri Mubaligh Muhammadiyah
Secara umum, syarat mubaligh muhammadiyah berafiliasi kepada ketauladanan Nabi saw dalam berdakwah dan syarat itu merupakan sifat wajib bagi Nabi dan rasul yang sudah kita kenal, yaitu :
1. Memiliki sifat shiddiq yang artinya benar. Benar perkataannya, benar pemikirannya dan benar tingkah lakunya menurut Allah dan rasulNya.
2. Memiliki sifat amanah yang artinya Terpercaya. Tugas mubaligh benar-benar diaplikasikan dalam keseharian dan bertanggung jawab segala tindak tanduknya di mata Allah dan masyarakat luas.
3. Memiliki sifat tabligh yang artinya menyampaikan (tidak menyembunyikan yang haq). Seorang mubaligh mampu menyampaikan yang haq (benar) itu haq dan yang bathil (rusak/salah) itu bathil dan tidak luntur dalam kondisi apapun. Yang terpenting mampu membawa pencerahan bagi umat.
4. Memiliki sifat fathonah yang artinya cerdas dan tidak jumud (beku) dalam pemahaman. Seorang mubaligh hendaknya cerdas dalam melihat dan memahami problematika (permasalahan) yang terjadi di tengah-tengah umat.
Sedangkan ciri mubaligh muhammadiyah meliputi :
1. Memahami prinsip al islam yang sebenar-benarnya
2. Menghargai perbedaan dalam pemahaman yang diyakini oleh sebagian umat
3. Tidak mengenal menyerah dalam mencerahkan umat
4. Lebih mengedepankan ustawatun hasanah (ketauladanan yang baik) dalam berbagai hal, termasuk dalam memberantas TBC. Ketika seruannya tidak diindahkan maka mubaligh muhammadiyah tidak memaksakan kehendaknya agar umat yang hendak diluruskan (dimurnikan) untuk mengikutinya.
5. Senantiasa belajar dan terus belajar dalam memahami islam yang sebenar-benarnya agar islam rohmatan lil alamin (islam membawa rahmat bagi alam semesta) dapat terwujud melalui mempelajari terus-menerus Al-Qur`an, As Sunnah dan pendapat ulama-ulama yang lebih mendekati kepada Al-Qur`an As Sunnah dan tidak taqlid (fanatik buta).
Kesimpulan :
1. Walaupun nabi Muhammad saw telah tiada dan beliau merupakan penutup para nabi yang artinya tidak ada lagi nabi setelah nabi saw, tetapi tugas kerasulannya harus terus dilestarikan oleh para mubaligh muhammadiyah (Ustadz, Ulama, dan guru ilmu agama dan umum) dalam memberikan pencerahan bagi umat.
2. Dengan melaksanakan tugas kerasulannya bukan berarti seenaknya mengaku nabi dan rasul tetapi ketauladanan para nabi dan rasul itu wajib ada pada setiap diri mubaligh muhammadiyah.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan pencerahan bagi penulis dan para pembaca. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Nashrun Minalloohi wa fathun qorib
fastabiqul khairat
Tambahan :
Bid'ah
Penyembahan kepada Allah (ibadah) tidak boleh dilakukan kecuali dengan syari’at yang terkandung dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Saw. Jadi setiap ibadah yang tidak mengikut kedua sumber tersebut maka ibadahnya ditolak berdasarkan hadis Nabi Saw. yang berbunyi:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang mengada-adakan dalam (urusan) agama ini suatu pekerjaan yang tiada daripadanya, maka (yang diada-adakan itu) tertolak." (Hadis Bukhari, Muslim).
Sementara hadis riwayat Abu Daud dan al-Tirmidhi yaitu hadis Hasan lagi Sahih menyatakan:
عن العرباض بن سارية رضي الله عنه قالو: وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم:... "إياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة" رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان في صحيحه وقال الترمذي حديث حسن صحيح
"Dan jauhilah oleh kamu akan perkara-perkara bid'ah (yang baru diada-adakan), kerana sesungguhnya tiap-tiap bid'ah itu adalah sesat."
Khurafat
Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda
Sedangkan khurâfy adalah hal yang berkenaan dengan takhayul atau dongeng.
Dalam kamus munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan dengan kepercayaan yang tidak masuk akal (batil)
Pengertian khurâfat dalam Islam
Khurâfat ialah semua cerita sama ada rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantang-larang, adat istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam .
Berdasarkan pengertian di atas, khurâfat mencakup cerita dan perbuatan yang direka-reka dan bersifat dusta. Begitu juga dengan pemikiran yang direka-reka merupakan salah satu bentuk khurafat.
Takhayul
Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi.
Dari istilah takhayul tersebut ada dua hal yang termasuk dalam kategori tahayul, yaitu:
1. Kekuatan ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala jenisnya, (seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah hilangnya sesuatu yang dapat diindera tersebut dari panca indra kita.
2. Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idrawi, kemudian satu dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. Gambar baru tersebut bisa jadi satu hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan). Seperti kisah seribu satu malam, Nyai Roro Kidul dan cerita-cerita khurafat lainnya.
Takhayul diartikan juga: percaya kepada sesuatu yang tidak benar (mustahil) . Jadi takhayul merupakan bagian dari khurâfat.
Takhayul menjadikan seorang menyembah kepada pohon, batu atau benda keramat lainnya, mereka beralasan menyembah batu, pohon, keris dan lain sebagainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub) atau karena benda-benda tersebut memiliki ke-digdaya-an (baca: kesaktian) yang mampu menolak suatu bencana atau mampu mendatangkan sebuah kemaslahatan. ini salah satu dampak takhayul. Jika demikian maka Tauhid Rubûbiyyah dan Tauhid Ibadah seorang hamba akan keropos dan hancur. Firman Allah;
ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى (الزمر:3)
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya"... (QS. 39:3).
Takhayul juga merupakan senjata para ahli bid'ah dalam menguatkan argumennya dengan dalih bahwasanya ini adalah sesuai dengan syari'at yang disandarkan secara dusta kepada salafus shalih.
Di antara faktor-faktor yang mendorong terjadinya khurâfat ialah :
1. Mudah mempercayai benda-benda takhayul
2. Dangkalnya ilmu agama
3. Terpengaruh dengan kelebihan seseorang atau sesuatu benda
Penolakan Islam terhadap mental khurâfat
1. Kepercayaan dan amalan dalam Islam berdasarkan keyakinan bukan sangkaan (Dzan)
2. Tidak mengikut hawa nafsu dan emosi
3. Menolak taklid buta
4. Melarang kepada seorang muslim untuk menuruti pemimpin yang zalim
5. Menolak dakwaan tanpa bukti
(http://lauhalmahfuzh.blogspot.com/2009/07/bidah-khurafat-tahayul.html)
No comments:
Post a Comment