Saturday, November 19, 2011

Mengapa anda (saya) gemar mencela dan memfitnah?

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kepada Allah dan sholawat serta salam dimohonkan kepada Allah agar disampaikan kepada Nabi saw, juga kepada keluarga dan para sahabatNya dan orang-orang sholeh yang istiqomah berpegang teguh kepada kitabullah dan sunnah rasul melalui hadist-hadist shohih.

Allah berfirman di dalam surah Al-Humazah : 1 yang artinya
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Q.S.49:11)

Penjelasan :
Dalam surah Al-Humazah ayat 1, Allah mencelakakan (neraka wail) bagi setiap pengumpat (tukang fitnah) lagi pencela (tukang caci dan maki). Artinya ayat ini bukan saja untuk orang-orang kafir (mengingkari Allah dan rasulNya) tetapi juga untuk ummat Islam terutama.

Begitu juga dalam surah Al-Hujurat ayat 11, Allah menegaskan kembali ditujukan khusus kepada orang-orang beriman (Islam) agar jangan merendahkan. Merendahkan seseorang atau kelompok orang Islam lainnya atau Yahudi Nashrani sekalipun biasanya dilakukan dengan cara memfitnah dan mencela.

Kalau kita benar-benar memahami kedua ayat di atas bahwa ada keterkaitan antara satu ayat kepada ayat yang lain. Pada surah Al-Humazah ditujukan untuk manusia (umum) sedangkan pada surah Al-Hujurat ditujukan khusus kepada orang Islam tetapi cara dan tujuannya sama, yaitu untuk merendahkan dan menjatuhkan seseorang atau kelompok manusia.

Pertanyaan :
Mengapa bisa terjadi demikian?
Ada faktor, meengapa seseorang (gemar) melakukan perbuatan tercela itu :
1. Merasa dirinya benar dan orang lain salah
2. Tidak ingin dirinya dipersalahkan atau diluruskan
3. Menjaga kewibawaan
4. Kurang akal

Penyelesaian :
Seharusnya sebagai hamba Allah lagi beriman, yang dilakukan agar terhindarnya perilaku tercela ini adalah :
1. Menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa kebenaran itu hanyalah milik Allah, manusia hanyalah ikhtiar (berusaha) menggapai kebenaran
2. Menerima dengan ikhlas, jika yang diluruskan itu sesuai dengan tuntunan Allah dan rasulNya.
3. Hindari sifat ujub dan jangan melampaui batas
4. Latihlah dan biasakan akal mampu mencerna dalam memahami ayat-ayat Allah secara tersurat (kitabullah dan hadist-hadist shohih) dan tersirat (alam semesta beserta isinya)

Kesimpulan :
1. Hindari fikiran dan cara pandang yang mengotori hati, sehingga mampu menerima kebenaran itu tanpa harus melalui proses yang panjang.

2. Manusia berhak untuk benar tetapi tidak boleh merasa benar.

3. Berikan kesempatan kepada sesama untuk berbuat baik kepada kita melalui nasehat.

4. Bukan wibawa yang membuat kita mulia di mata manusia, tetapi kemuliaan hati-lah (twadhu`) yang membuat kita semakin terhindar dari sifat tercela.

5. Etika mengingatkan orang dengan cara yang tidak menyakiti hati dan begitu juga sippenerima peringatan seharusnya jernihkan fikiran dan hati. bisa saja sesungguhnya saudara kita ingin menyelamatkan dari kesesatan, jika peringatan itu sesuai dengan tuntunan Allah dan rasulNya.

6. Kembalilah kepada Al-Qur`an dan sunnah melalui "Iqro" bacalah dan taati!!

Ya Allah, tunjukilah kami bahwa benar itu adalah benar dan berikan kekuatan kami untuk mengikutinya.
Ya Allah, tunjukilah kami bahwa salah itu adalah salah dan berikan kekuatan kami untuk menjauhinya.

Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat atas mereka (Nabi dan rasulMu serta orang-orang sholeh)

Billaahi sabiilil haq....Fastabiqul khairaat...

Saturday, November 5, 2011

Hikmah hari raya idul Adha (hari raya haji dan qurban)

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Allaahu akbar...allaahu akbar. Laalilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil hamd.

Allah berfirman :
"Sesungguhnya kami telah memberimu nikmat yang banyak. Maka sholatlah untuk tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah orang yang terputus dari rahmat Allah" Q.S. Al-Kautsar : 1-3

Alhamdulillah, hari ini kembali ummat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Hari raya idul adha memiliki dua peristiwa penting bagi ummat Islam, yaitu hari raya haji dan hari raya qurban.

Dikatakan hari raya haji karena pada tanggal 10 dzulhijjah, sebagian ummat Islam di seluruh dunia dipanggil Allah untuk menunaikan ibadah haji. Sedangkan sebagian ummat Islam lainnya yang belum dipanggil Allah, apakah karena belum memiliki kemampuan (harta) atau menunggu giliran (kuaota) untuk menunaikan haji mereka melaksanakan qurban di tempatnya ia berada.

Dikatakan hari raya qurban karena ummat Islam yang memiliki kelebihan harta tetapi belum dipanggil Allah untuk menunaikan haji atau sudah menunaikan haji mengorbankan sebagian hartanya melalui penyembelihan hewan qurban dan dibagi2kan kepada yang berhak menerimanya.

Kedua ibadah itu hakikatnya sama-sama dalam rangka mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah swt.

Pertanyaannya : Sebagian besar ummat Islam yang tidak berhaji dan berqurban, apa yang harus dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt?

Jawabannya sangat sederhana, yaitu menjadi pengurus qurban atau jika tidak memiliki kemampuan atau berkesempatan menjadi pengurus qurban maka minimal ikut membagikan sebahagian daging qurban yang diterimanya (orang yang berhak menerima qurban) kepada yang belum menerima qurban (minimal ikut merasakan lezatnya daging qurban). begitu seterusnya.

Tetapi yang terpenting adalah teruslah bermunajat kepada Allah swt agar segera dipanggil Allah untuk menunaikan ibadah haji tahun depan. Apakah melalui harta kita atau dari rezeki yang halal yang tidak disangka-sangka datang kepada kita untuk berangkat.

Maka hikmah dari hari raya idul adha itu adalah :
1. Ummat Islam mengingat kembali sejarah perjalanan para rasulNya, terutama Nabi Adam as, Ibrahim as dan Nabi Muhammad saw sebagai pengajaran (hikmah).

2. Ibadah haji dan ibadah qurban adalah rangkaian ibadah yang didalamnya ada peristiwa (sejarah) penting yang harus diingat oleh setiap orang Islam, diantaranya ketika Ibunda Nabi Ismail mencari air untuk anaknya dengan berlari kecil antara shafa dan marwa. Ketika Nabi Ibrahim menyembelih anaknya Nabi Ismail as (atas perintah Allah untuk menguji kecintaan Nabi kepada Allah) lalu digantikan Allah dengan seekor domba. Peristiwa lontar jumrah dikaitkan dengan peristiwa iblis yang ingin menggoda Nabi Ibrahim dan keluarga dalam melaksanakan ibadah qurban tetapi iblis gagal mempengaruhi keluarga sholeh itu dan iblis terkena lemparan batu dari hamba sholeh dan sholehah itu. Pertemuan antara Nabi Adam dengan Siti Hawa di jabal rahmah. dan lain sebagainya.

3. Ibadah haji dan qurban memiliki nilai bahwa manusia itu tidak boleh kikir dan tamak. Rela mengorbankan harta dan jiwanya dalam melaksanakan haji. Dan membuang sifat kikir dan tamak dalam melaksanakan qurban.

Semoga bagi kita yang belum menunaikan ibadah haji, tidak putus asa dan kecewa karena belum dipanggil Allah. teruslah berusaha melalui ikhtiar dan doa. Pasti Allah mengabulkan permohonan kita itu, hanya saja tinggal waktunya kapan kita berangkat. yang terpenting adalah bersabarlah. karena Allah menyukai orang2 yang sabar.

Semoga bagi kita yang belum menunaikan ibadah qurban, mulailah hari ini ikhtiar dengan menyisihkan sedikit demi sedikit sebahagian rezeki kita untuk melaksanakan ibadah qurban pada tahun depan. Insya Allah. Mulailah dengan niat yang ikhlas dan lanjutkan dengan ikhtiar dan tawakkal.

Semoga bagi jama`ah haji yang sedang dan sudah menunaikan ibadah haji menjadi haji mabrur. Dan semoga bagi yang melaksanakan qurban maka qurbannya benar2 diterima oleh Allah swt sebagai bentuk pendekatannya kepada Allah swt dan terhindar dari sifat riya. karena riya itu akan menghapus amalan dengan seketika (sia-sia).

Ayo ummat Islam, mari gelorakan semangat idul adha di dalam keseharian kita agar ummat dan negeri ini medapat rahmat Allah swt. karena Allah menyukai orang2 yang berbuat kebajikan. karena itulah yang benar imannya dan merupakan ciri-ciri orang bertaqwa (Q.S.2:177)

Andai saja semangat idul adha ini ada pada setiap warga negara Indonesia (terutama), maka negeri ini akan sejahtera.

Billaahi sabiilil haq.
Nashrun Minalloohi wa fathun qoriib. fastabiqul khairat.

Manfaat Teknologi AI bagi Pelajar: Mengoptimalkan Proses Belajar di Era Digital

 Di era digital yang terus berkembang pesat, teknologi Artificial Intelligence (AI) telah memberikan dampak signifikan di berbagai sektor, t...

My Blog List