Tuesday, February 28, 2012

Harapan jelang Peresmian Kantor, Up-Grading dan Raker PDPM Kota

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Medan, Dari Menara Gedung Dakwah PWM Sumut
Beberapa hari lagi pada tanggal 2-4 Maret 2012, PDPM Kota Medan akan menggelar Peresmian Kantor, Up-Grading dan Raker PDPM Kota Medan dengan mengambil tema "Optimalisasi Peran, Fungsi dan Kinerja dalam Merealisasikan Program Kerja Pemuda Muhammadiyah".


Maka sangat diharapkan melalui kegiatan itu, peserta Raker (Rapat Kerja) dalam hal ini dari Unsur Pimpinan dan Anggota PDPM Kota Medan yang merupakan dari kader-kader terbaik PCPM se-Kota Medan mampu menyatakan tema itu.

1. Mengoptimalkan Peran, fungsi dan Pemuda Muhammadiyah

PDPM Kota Medan mampu menghimpun, membina dan menggerakkan potensi-potensi yang dimiliki oleh anggota PCPM se-kota Medan. Diantara :

- Gerakkan potensi kader dalam bidang Muballigh
- Gerakkan potensi kader dalam bidang Tilawah Al-Quràn
- Gerakkan potensi kader dalam bidang Olah raga
- Gerakkan potensi kader dalam bidang Wirausaha (menciptakan lapangan pekerjaan)
- Gerakkan potensi kader dalam bidang jurnalistik
- Gerakkan potensi kader dalam bidang Hukum
- Gerakkan potensi kader dalam bidang-bidang yang tidak menyalahi maksud dan tujuan pemuda muhammadiyah.

2. Merealisasikan Program Kerja

- PDPM Kota Medan mampu merealisasikan (menyatakan/kerja nyata) terhadap program kerja yang telah dirancang dan disepakati melalui raker nantinya dan digerakkan di cabang dan ranting se-kota Medan.

- Menjadikan acuan dan pedoman program kerja di tingkat cabang dan ranting Pemuda Muhammadiyah se-kota Medan.

Memang harapan di atas sepertinya hanya sekadar "cakap-cakap" saja jika tidak ditindak-lanjuti. Sekadar mengingatkan peserta raker bahwa kata kunci mewujudkan harapan di atas itu adalah :


1. Adanya kemauan yang kuat untuk membesarkan PDPM Kota Medan sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah dengan niat semata-semata ibadah dan hanya mengharapkan ridha Allah swt. Kalo Allah sudah ridho, maka tidak ada satupun yang dapat menghalangi kehendak Allah swt.

2. Adanya keteguhan sikap (istiqomah) secara kolektif kolegial (berjamaàh) dalam berbuat dan merealisasikan program kerja.

3. Dengan adanya kantor Baru PDPM Kota Medan, benar-benar berfungsi dalam kesekretariatan dan pertemuan/rapat.

4. Ada saling mengingatkan dan saling mengisi sesama selama berjalannya roda organisasi agar tetap seirama sampai akhir periode amaliyah.

5. Program kerja benar-benar bertujuan menghimpun, membina dan menggerakkan potensi kader-kader Muhammadiyah di tingkat Cabang dan ranting.

Dengan lima kata kunci itu, niscaya Peran dan fungsi Pemuda Muhammadiyah sebagai kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa akan terealisasi dengan sebenar-benarnya. Jangan hanya sekadar harapan tinggal harapan dan "cakap-cakap saja". Insya Allah.

"Selamat dan Sukses Peresmian Kantor, Up-Grading dan Raker PDPM Kota Medan. Luruskan Niat dalam rangka menyatakan maksud dan tujuan Muhammadiyah menjadikan masyarakat utama, adil dan makmur (baldatun thoyyiban wa robbun ghoffur)"

Fastabiqul Khairat.

Penulis (Wakil Sekretaris BDPAM PDPM Kota Medan PA : 2010 - 2015)

Monday, February 27, 2012

Mengenal dan memahami maksud dan tujuan Muhammadiyah dan Ortom

1. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah
ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Usaha :
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
(2) Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
(3) Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan adalah Pimpinan Muhammadiyah.

2. Maksud dan Tujuan Aisyiyah
ialah Menegakkan & menjunjung tingga agama islam sehingga terwujud masyarakat utama adil & makmur yang diridhai Allah SWT

Usaha :
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan.
2. Meningkatkan harkat dan martabat kaum wanita sesuai dengan ajaran Islam.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkaian terhadap ajaran Islam.
4. Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi akhlak.
5. Meningkatkan semangat ibadah, jihad zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, serta membangun dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha yang lain.
6. Membina AMM Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan Aisyiyah.
7. Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, mempertuas ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan penelitian.
8. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas.
9. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup
10. Meningkatkan dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta memupuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
11. Meningkatkan komunikasi,ukhuwah, kerjasama di berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
12. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan organisasi.

3. Maksud dan Tujuan Pemuda Muhammadiyah
adalah menghimpun, membina dan menggerakkan potensi pemuda Islam demi terwujudnya kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

Usaha :
1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala.
2. Memperdalam ilmu, memperluas pengetahuan dan meningkatan kecerdasan serta mengamalkan sesuai dengan ajaran Islam.
3. Memperdalam dan meningkatkan pemahaman Agama Islam.
4. Menyelenggarakan dan meningkatkan mutu pendidikan kader.
5. Mengadakan dakwah di kalangan pemuda dan remaja.
6. Meningkatkan fungsi dan peran pemuda Muhammadiyah sebagai kader Muhammadiyah, kader umat Islam, dan kader bangsa.
7. Memasyarakatkan dan meningkatkan kegiatan olahraga sebagai sarana dakwah Islamiyah.
8. Menumbuhkan dan mengembangkan seni budaya yang bernafaskan Islam.
9. Menggembirakan beramal yang diridhai Allah dan hidup tolong-menolong (ta'awun) dalam ukhuwah Islamiyah.
10. Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi tujuan.

4. Maksud dan Tujuan Nasyiyatul Aisyiyah
adalah terbentuknya putri Islam yang berarti bagi keluarga, bangsa dan agama menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar‑benarnya.

Usaha :
1. Menanamkan AI‑Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As‑Sunnah dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak, rnuamalah sesuai dengan jiwa Muhammadi­yah sebagai dasar pendidikan dan pedoman berjuang.
2. Meningkatkan pendidikan bagi anak‑anak dan kaum remaja maupun anggota Nasyiatul Aisyiyah untuk membentuk kepribadian muslim sehingga menjadi uswatun hasanah bagi kehidupan masyarakat.
3. Mendidik anggota‑anggotanya untuk menjadi mubalighat yang baik.
4. Meningkatkan fungsi dan peran Nasyiatul Aisyiyah sebagal pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah.
5. Mendidik dan membina kader‑kader pimpinan untuk kepentingan agama, organisasi dan masyarakat ke arah sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
6. Mendidik anggota‑anggotanya untuk mengembang­kan keterampilan dan keaktifannya sebagai seorang putri Islam serta mengamalkannya sesuai dengan tuntunan Islam.
7. Mengembangkan jiwa wirausaha dan kegiatan pengembangan ekonomi untuk mewujudkan kekuatan ekonomi ummat.
8. Menggerakkan usaha‑usaha penyuluhan dalam meningkatkan kesadaran akan nilai‑nilai moral, hak asasi manusla, demokrasi, hukum, dan perdamaian sesuai dengan pesan luhur ajaran Islam.
9. Meningkatkan kegiatan keilmuan yang berkelan­jutan untuk mengembangkan tradisi ilmiah di kalangan anggota, umat dan masyarakat.
10. Mengembangkan usaha‑usaha pencerahan dan pemberdayaan perempuan sesuai dengan nilai‑nilai ajaran Islam.
11. Membina ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar.
Mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak yang mengarah pada perdamaian, kebaikan, ketaqwaan dan menuju terwujudnya tata kehidupan rabmatan lil alamin.
11. Usaha‑usaha lain yang sesuai dengan tujuan organisasi

5. Maksud dan Tujuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
adalah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah

Usaha :
1. Membina para anggota menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah, kader umat, dan kader bangsa, yang senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya.
2.Membina para anggotanya untuk selalu tertib dalam ibadah, tekun dalam studi, dan mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk melaksanakan ketaqwaannya dan pengabdiannya kepada allah SWT.
3.Membantu para anggota khusus dan mahasiswa pada umumnya dalam menyelesaikan kepentingannya.
4. Mempergiat, mengefektifkan dan menggembirakan dakwah Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat khususnya masyarakat mahasiswa.
5. Segala usaha yang tidak menyalahi azas, gerakan dan tujuan organisasi dengan mengindahkan segala hukum yang berlaku dalam Republik Indonesia.

6. Maksud dan Tujuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Usaha :
1. Menanamkan kesadaran beragama Islam, memperteguh iman, menertibkan peribadatan dan mempertinggi akhlak karimah.
2. Mempergiat dan memperdalam pemahaman agama Islam untuk mendapatkan kemurnian dan kebenaran-Nya.
3. Memperdalam, memajukan, dan meningkatkan ilmu pengetahuan,teknologi, sosial dan budaya.
4. Membimbing, membina, dan menggerakkan anggota guna meningkatkan fungsi dan peran IPM sebagai kader persyarikatan, umat, dan bangsa dalam menunjang pembanguan manusia seutuhnya menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
5. Segala usaha yang tidak menyalahi ajaran Islam dengan mengindahkan hukum dan falsafah yang berlaku.

7. Maksud dan Tujuan Tapak Suci Putera Muhammadiyah
1. Mendidik serta membina ketangkasan dan ketrampilan Pencak Silat sebagai bela diri , seni , olah raga dan budaya bangsa Indoonesia.
2. Memelihara dan mengembangkan kemurnian Pencak Silat Aliran TAPAK SUCI sebagai budaaya bangsa yang luhur daan bermoral sesuai dan tidak menyimpang dari ajran Islam serta bersih dari syirik dan menyesatkan.
3. Mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah.
4. TAPAK SUCI Menggembirakan dan megamalkan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan nasional.

Usaha :
1. Memperteguh iman , menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempertinggi akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran Islam .
2. Menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan untuk melahirkan pesilat tangguh yang ber-Iman dan ber-Akhlak .
3. Mengadakan penggalian dan penelitian Ilmu Seni Beladiri untuk meningkatkan dan mengembangkan kemajuan aliran TAPAK SUCI.
4. Menyelenggarakan pertandingan dan perlombaan serta pertemuan untuk memperluan penglaman dan persaudaraan.
5. Menggembirakan penyelenggaraan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar sesuai dengan maksud dan tujuan TAPAK SUCI
6. Berpartisipasi aktif dalam ikatan Penack SIlat Indonesia sebagai organisasi federasi dan atau lembaga lain yang tidak menyiimpang dari maksud dan tujuan TAPAK SUCI.
7. Menyelenggarakan usaha lain yang dapat mewujudkan tercapainya maksud dan tujuan TAPAK SUCI.

8. Maksud dan Tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlaq karimah dengan tujuan untuk terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.

Usaha :
1. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan pemuda muslim;
2. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan untuk para pelatih, pimpinan dan pemimpin anak didik;
3. mengembangkan HW di seluruh Indonesia;
4. mengadakan kerjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri.
5. memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada Persyarikatan, Tanah air, dan Bangsa;
6. menumbuhkan rasa persaya diri, rasa bertanggung jawab, sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif, disiplin, dan istiqamah;
7. melakukan usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan HW.

Sumber : Anggaran Dasar Rumah Tangga Muhammadiyah dan Ortom

Thursday, February 23, 2012

74 Kader Melati DewasaI Pemuda Muhammadiyah Dilatih

Articles | Medan
Written by Syafri Harahap on Thursday, 29 December 2011 01:50
MEDAN (Waspada): Sebanyak 74 kader mengikuti Pelatihan Melati DewasaI Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara, di Gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut, Jumat–Minggu (2325/12).


Pelatihan dihadiri Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammdiyah Drs HM Ziyad MA, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumut Ihsan Rambe SE, MSi, Wakil Ketua Muhammadiyah Sumut H Bahril Datuk SE, MM, Bendahara Surkani SE, dan Ketua Panitia M Basir Hasibuan SPd, MPd, serta H Syah Afandin SH (Ondim).


Ihsan Rambe mengatakan, organisasi Pemuda Muhammadiyah itu ada pengkaderan jenjang untuk tingkat wilayah yang disebut dengan melati dewasa.


“Jadi dalam periodesasi kepemimpinan saya ini, pelatihan Melati Dewasa pertama kali dilakukan, guna menentukan eksistensi gerakan kader, untuk menguatkan kepemimpinan Pemuda Muhamadiyah kedepan. Dan, ini kita lakukan berjenjang. Kalau untuk daerah namanya Melati Muda sedangkan untuk willayah disebut Melati Dewasa,” sebutnya.


Dijelaskan Ihsan, peserta yang ikut ini adalah untusan daerahdaerah dari berbagai kabupaten/kota se Sumatera Utara. Dalam kegiatan ini, peserta yang hadir 74 orang. “Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama tiga hari. Setelah penutupan dilanjutkan beranjangsana ke Berastagi, untuk tour meninjau lokasilokasi yang perlu ditinjau oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah,” katanya.


Dia berharap, dengan pelatihan tersebut akan tercipta kaderkader yang betulbetul berjuang untuk Pemuda Muhammadiyah dalam menggerakan roda organisasi Pemuda Muhammadiyah di daerah masingmasing.


Tokoh pemuda H Syah Afandin SH (Ondim) mengatakan, Muhammadiyah sebagai lembaga dakwah, yang tentunya merupakan cikal bakal didalam rangka pertanggungjawaban terhadap negara dan bangsa.


Menurut Ondim, dari pengkaderan ini nantinya akan lahir pemimpinpemimpin masa depan yang sudah kredibel. Sebab, didalam organisasi Pemuda Muhammadiyah kaderkadernya diberikan pelatihan.


Ini artinya, ada jenjang yang harus dilalui oleh masingmasing kader Muhammadiyah, salah satunya adalah pelaksanaan pelatihan. Dia berharap akan muncul tokoh muda Muhammadiyah yang mampu bicara di tingkat Sumut. (m49)

sumber : http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=16345&catid=51&Itemid=206

Kader Pemuda Muhammadiyah Harus Miliki Intelektualitas Tinggi

Articles | Medan
Written by Syafri Harahap on Monday, 21 November 2011 04:49
MEDAN (Waspada): Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah siap berperan dalam setiap agenda pembangunan dan kebaikan masyarakat Sumatera Utara. Untuk itu, kader Pemuda Muhammadiyah harus memiliki kecakapan dan intelektualitas tinggi di tengah kehidupan masyarakat Sumatera Utara.


“Hal ini diperlukan agar kader Pemuda Muhammadiyah benarbenar menjadi sosok yang dibutuhkan dalam memberikan solusi setiap permasalahan yang berkembang di Sumatera Utara. Sehingga Pemuda Muhammadiyah menjadi wadah yang benarbenar diperhitungkan dan dibutuhkan dalam memberikan advokasi yang baik dalam setiap permasalahan daerah,” kata Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumut Ihsan Rambe, SE, MSi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) PW Pemuda Muhammadiyah Sumut dengan PD Pemuda Muhammadiyah se Sumatera Utara, di Hotel Royal Perintis Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, SabtuMinggu (1920/11).


Dalam Rakor tersebut, PW Pemuda Muhammadiyah menekankan kepada para pengurus PD Pemuda Muhammadiyah se Sumut untuk senantiasa melakukan konsolidasi. Selain itu, PW Pemuda Muhammadiyah juga menekankan bagi PD Pemuda Muhammadiyah di Sumut, yang sudah habis masa bhakti atau kepengurusannya, agar segera menggelar musyawarah daerah.


“Ini diperlukan agar regenerasi kepengurusan dan pimpinan Pemuda Muhammadiyah di Sumut tidak mandeg sehingga akan terus berkembang dan berkesinambungan,” kata Ihsan didampingi Sekretaris dan Bendahara PW Pemuda Muhammadiyah Sumut, Adrizal SH dan Zulaspan Tufti, Wakil Ketua Jamaluddin SPd, dan Sya’adi Syam SP.


Selain menggelar Rakor, PW Pemuda Muhammadiyah juga menggelar Rapat Kerja (Raker) membahas program kerja untuk masa bhakti 20112014. Ihsan mengatakan, program kerja PW Pemuda Muhammadiyah periode 20112014 menitikberatkan pada programprogram berpihak bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dan pemuda di Sumut.


Usung kader
Sebelumnya, dalam Rakor dan Raker tersebut PW Pemuda Muhammadiyah juga menggelar Dialog Pemuda menghadirkan pembicara Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah DR H Saleh P Daulay MAg, MHum, MA, Wakil Ketua DPRDSU Ir H Kamaluddin Harahap, MSi, Wakil Wali Kota Tanjungbalai Rolel Harahap dan Kabid Kepemudaan Dispora Sumut, M Tohir, SPd.


Ihsan dalam pembukaan dialog tersebut menyatakan, Pemuda Muhammadiyah Sumut akan memberikan apresiasi dan dukungan penuh jika ada kader terbaiknya maju sebagai calon gubernur pada Pilgubsu 2013 mendatang.


Pernyataan Ihsan Rambe tersebut direspon para pengurus PD Pemuda Muhammadiyah di Sumut, yang dinilai sangat penting untuk membangun Sumatera Utara menjadi lebih maju dan harmonis serta beradab. Untuk itu, pada dialog tersebut Kamaluddin Harahap meminta kesiapan dan keseriusan para kader Pemuda Muhammadiyah di Sumut, jika nantinya ada kader Pemuda Muhammadiyah yang maju di Pilgubsu mendatang.


Hal senada juga disampaikan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay, jika ada kader terbaik Pemuda Muhammadiyah yang bertarung di arena Pilgubsu, maka sudah menjadi keharusan bagi kader dan warga Muhammadiyah untuk memperjuangkan dan memenangkan kader tersebut. Sebab, jika kader Pemuda Muhammadiyah tersebut memenangi agenda Pilgubsu maka sudah pasti akan memberikan nilai positif bagi warga Muhammadiyah khususnya Pemuda Muhammadiyah. (m41)

sumber : http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=15453:kader-pemuda-muhammadiyah-harus-miliki-intelektualitas-tinggi&catid=51:medan&Itemid=206

Friday, February 17, 2012

Dakwah Muhammadiyah Untuk Pemilu 2014

Written by Edy Rachmad on Thursday, 02 February 2012 05:55

Persyarikatan Muhammadiyah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Islamic Civil Society) bukan mewujudkan negara Islam (Islamic State).

Pemilu di negara kita dalam catatan sejarah sudah dilakukan sebanyak tujuh kali, yakni tahun 1955, 1971, 1977-1997, 1999, 2004, 2009. Pemilu, pada mulanya diadakan untuk memilih anggota perwakilan rakyat yaitu DPR, DPRD. Sesudah diadakan amandemen UUD 1945 keempat tahun 2002, Pilpres yang semula dipilih MPR disepakati dipilih langsung oleh rakyat.

Pilpres yang merupakan bagian integral Pemilu dengan cara pemilihan langsung dilaksanakan tahun 2004. Tahun 2007, pemilihan kepala daerah juga dipilih langsung oleh rakyat. Dasar hukumnya adalah UU No.22 Tahun 2007. Dengan demikian, maka Pemilu dalam persepsi masyarakat dimaknai dengan pemilihan anggota legislatif dan Pilpres dan wakilnya setiap 5 tahun sekali.

Pemilu menganut asas LUBER (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia). Hal ini sudah berlangsung semenjak ORBA. Pengertian Langsung adalah setiap pemilih harus langsung memberikan suaranya tidak boleh diwakilkan. Umum, berarti pemilihan dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak suara. Bebas, berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa paksaan dari manapun. Sedangkan Rahasia berarti suara yang diberikan bersifat rahasia, hanya diketahui oleh pemilih itu sendiri.

Pada era reformasi, muncul konsep asas Jurdil (Jujur dan Adil). Asas jujur mengandung makna bahwa pemilihan umum harus dengan aturan yang berlaku. Ini, dilakukan untuk memastikan setiap warga negara yang memiliki hak suara, dapat memilih sesuai kehendaknya. Setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan dipilih.

Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta Pemilu dan pemilih. Dalam hal ini, tidak ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta Pemilu, tetapi juga penyelenggara Pemilu.

Pemilu 2004, dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, ditambah memilih anggota DPD suatu lembaga perwakilan baru yang ditujukan mewakili kepentingan daerah. Pilpres ini dilangsungkan dalam dua putaran, karena tidak ada pasangan calon yang berhasil mendapatkan suara lebih 50persen. Putaran kedua digunakan untuk memilih presiden yang diwarnai persaingan antara Bapak Yudhoyono dan Ibu Megawati Soekarno Putri.

Pemilu akhirnya dimenangkan oleh pasangan Yudhoyono-Kalla. Pergantian kekuasaan berlangsung dengan baik dan merupakan sejarah baru bagi Indonesia yang telah berhasil melaksanakan Pemilu langsung. Salah satu catatan yang dipandang kurang baik oleh sebagian masyarakat adalah tidak hadirnya Megawati Soekarno Putri pada upacara pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden.

Menjelang Pemilu 2009, ada catatan yang perlu digarisbawahi yaitu serius pemerintah sebelum Pemilu. Dalam kaitan ini, diadakan konsultasi pada 27 Desember 2008 antara presiden dengan pimpinan DPR RI, Ketua BPK, Ketua MK, Wakil Ketua MA, Ketua KPU dan Ketua Bawaslu di Istana Negara.

Selanjutnya, Departemen Dalam Negeri menindaklanjutinya melalui pertemuan dengan Komisi II DPR, KPU, Bawaslu dan Instansi terkait pada 31 Desember 2008 di Jakarta, serta pertemuan-pertemuan lanjutan yang lebih bersifat teknis.

Pemilu 2009 dilaksanakan 8 Juli 2009. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan suara 60,80persen. Pasangan lainnya kalah yaitu Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.

Keberhasilan Pemilu 2009 ditentukan partisipasi dari seluruh komponen bangsa, termasuk di dalamnya warga Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Keberhasilan tersbut termasuk peranserta mengawal dan mengawasi pelaksanaannya, sehingga pesta demokrasi berjalan sesuai peraturan perundang-undangan.

Dengan demikian, Pemilu mutlak memerlukan komitmen kuat dari seluruh komponen bangsa yang mendambakan demokratisasi berjalan sebaik-baiknya. Dalam setiap Pemilu diharapkan masyarakat tetap kondusif tidak melakukan kegiatan yang sifatnya anarkis. Seluruh komponen masyarakat juga diharapkan melaksanakan setiap tahapan Pemilu dengan tertib dan terkendali.

Jika ada komponen masyarakat yang merasa tidak puas terhadap hasil tahapan pelaksanaan Pemilu, dalam menyampaikan aspirasinya diharapkan tertib, tidak anarkis, santun, dan beretika. Aspirasi masyarakat agar disalurkan kepada instansi atau lembaga yang berwewenang sesuai prosedur dan mekanisme yang ada dalam peraturan dan perundangan yang berlaku.

Pemilu 2014 yang akan datang, diprediski dengan berbagai macam kemungkinan. Ada orang yang memprediksi akan berlangsung secara berimbang. Prediksi ini dilandasi banyaknya masyarakat yang kecewa dengan partai-partai politik.

Kekecewaan masyarakat disebabkan karena banyaknya Parpol yang menjanjikan kesiapan mengemban tugas dan menampung aspirasi rakyat saat menjelang Pemilu. Namun kenyataannya banyak yang lupa diri ketika terpilih dan menjadi anggota parlemen.

Pelaksanaan Pemilu 2009 yang lalu banyak masyarakat merasa kecewa. Sebabnya, karena banyak janji angin surga, tapi setelah melihat partai yang dipilihnya menang, ternyata tidak membawa perubahan berarti bagi kehidupan bangsa. Walaupun Pemilu 2014 diprediksi akan berimbang, tentunya, diharapkan kepada penyelenggara Pemilu mengelola dengan baik dan jujur, memperkecil kecurangan.

Dakwah sosial dan politik kultural

Sebagai persyarikatan dan gerakan dakwah Islam, Muhammadiyah tentunya akan tetap istiqamah menjalankan dakwah sosialnya yaitu melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang bersumber pada Alquran dan Hadis. Tujuan yang ingin dicapai Persyarikatan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Islamic Civil Society) bukan mewujudkan negara Islam atau Islamic State.

Ketentuan ini dapat dilihat dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab III pasal 6. Terkait tujuan yang telah dirumuskan, maka Muhammadiyah melakukan dakwah sosial melalui amal usaha yaitu pendidikan mulai dari tingkat PAUD sampai ke perguruan tinggi, kesehatan mulai dari klinik sampai rumah sakit umum, panti asuhan, dan rumah jompo. Dakwah sosial Muhammadiyah juga dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi rakyat melalui dari mengelolan koperasi, BMT, BPR dan perbankan.

Kegiatan pengajian rutin di mushalla dan masjid, dari rumah ke rumah juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan dakwah sosial Muhammadiyah untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Melalui gerakan dakwah gerakan dakwah Islam, Muhammadiyah yakin mampu mengatur masyarakat menjadi masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, bahagia material dan spiritual yang diridhoi Alllah dalam negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Menyangkut masalah politik, Muhammadiyah tetap konsisten atau istiqamah dengan khittah perjuangannya. Khittah perjuangan Muhammadiyah yang dirumuskan tahun 1956 sampai dengan khittah perjuangan yang dirumuskan dalam muktamar tahun 1978 di Surabaya pada prinsipnya tidak berubah.

Muhammadiyah tetap sebagai gerakan dakwah bukan gerakan politik. Namun demikian, Muhammadiyah tidak merasa alergi dengan politik. Hasil Muktamar di Denpasar Bali tahun 2002 memperkuat khittah Ujung Pandang. Khittah di Denpasar Bali menegaskan Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang mengemban misi dakwah amar ma’ruf nahi mungkar akan bersifat aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional.

Muhammadiyah tidak akan tinggal diam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang dialami bangsa dan negara kita. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara adalah salah satu aspek ajaran Islam yang masuk dalam bidang muamalah (al-umur al-dunyawiyah). Politik harus dijiwai, dimotivasi dan dibingkai dengan nilai-nilai transendental religius dan akhlakul karimah.

Muhammadiyah memberi dorongan secara kritis atas perjuangan politik praktis atau berorientasi pada kekuasaan (real pilitics) yang dijalankan oleh partai-partai politik atau lembaga-lembaga formal kenegaraan. Faktor yang sangat fundamental adalah terciptanya sisitem politik yang demokratis, benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat, menerapkan nilai-nilai luhur atau utama yang menjadi semangat tujuan didirikannya negara RI yang diproklamirkan pada ahun 1945.

Muhammadiyah dengan peran politiknya melalui gerakan dakwah amar ma’ruf harus dapat mempengaruhi proses dan kebijaksaan negara agar tetap berjalan sesuai konstitusi. Muhammadiyah juga tetap akan menjadi kekuatan perekat bangsa menuju kehidupan nasional yang damai, sejahtera, adil, makmur dan berperadaban.

Muhammadiyah secara organisatoris tidak mempunyai hubungan dan tidak berafiliasi dengan partai politik atau organisasi manapun. Namun, Muhammadiyah memberi kebebasan kepada para anggotanya berkiprah dalam dunia politik selama tidak bertentangan AD & ART dan peraturan lainnya.

Bagi yang terjun dalam bidang politik diharapkan sungguh-sungguh menjalankan amanah, mengedepankan kepentingan rakyat, berakhlak mulia, keteladanan. dan mewujudkan perdamaian. Aktifitas politik anggota Muhammadiyah harus tetap sejalan dengan misi persyarikatan melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Maksud dan tujuannya tetap pada tercapainya Islamic Sivil Society bukan Islamic State. Wallahu a’lam bissawab nasrun minallah wafathun qarib. ***** ( Prof Dr H.Asmuni, MA : Penulis adalah Guru Besar IAIN SU, UMSU Dan Ketua PWM SU. )

sumber : http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=17061:dakwah-muhammadiyah-untuk-pemilu-2014-&catid=59:opini&Itemid=215

Menuju Pilgubsu 2013

Oleh : Jannerson Girsang. Pilgubsu tinggal setahun lagi. Menuju Pilgubsu 2013, tiga tim kampanye tentunya akan mempersiapkan konsep kampanye untuk menarik hati pemilih di provinsi Sumatera Utara. Menghadapi Pilgubsu kondisi dan jeritan rakyat, itulah yang akan ditawarkan para calon untuk merebut pemilih bagi gubernur provinsi yang terbentuk pada 16 April 1947 ini.
Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 13 juta jiwa ini dalam masyarakat pluralis yang hidup di atas lahan subur dan kaya sumber alam yang menginginkan perubahan ke arah kehidupan yang lebih sejahtera, merindukan rasa aman dan harmonis dalam pergaulan mereka sehari-hari. Mereka akan memilih calon-calon yang mereka anggap mampu menolong mereka keluar dari kesulitan.

Membangun Sumut: Harmonis di Tengah Pluralitas

Fakta demografis menunjukkan bahwa propinsi yang memiliki lebih dari 9 juta pemilih ini (data Pilgubsu periode lalu) terdiri dari berbagai ragam suku, etnis, agama, bahasa daerah yang tersebar di 28 kabupaten dan kota dan lebih dari 40 persen tinggal di perkotaan.

Mereka terdiri dari suku Jawa, Melayu, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, Nias, Minang, China, India (Tamil, suku terbesar bangsa India di Sumatera Utara, Telugu, Malaiyalem, Kannada, Grahui, dan Tulu, Punjab), dan lain-lain.

Ribuan tempat ibadah berdiri di seantero provinsi ini sebagai tempat memuji kepada sang penciptaNya oleh penduduk yang terdiri dari beragam agama seperti Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan aliran kepercayaan. Sejak lama mereka hidup berdampingan secara damai.

Pengunjung yang mengunjungi Medan-ibu kota provinsi ini, hanya memerlukan jalan keliling beberapa jam akan dengan mudah mendengarkan ragam bahasa yang digunakan, mulai dari bahasa Jawa, Batak (Tapanuli, Mandailing/Angkola, Pakpak, Karo, Simalungun), Nias, Minang, Aceh, China (Hokkian, Mandarin), India (Tamil, Punjab dan lain-lain) serta bahasa daerah lain.

Setiap suku di provinsi ini memiliki sistem kekerabatan yang berbeda, namun semuanya bersatu padu dan saling menghormati. Umumnya penduduk masuk ke dalam sebuah perkumpulan, apakah itu organisasi keagamaan, perkumpulan suku, marga, yang tumbuh hampir di setiap pelosok. Dalam satu lingkungan di kota atau desa, mereka bisa masuk ke beberapa kelompok sekaligus. Apakah itu perkumpulan marga, STM lingkungan yang beranggotakan semua suku-semua agama, organisasi keagamaan yang mereka yakini.

Masyarakat Sumatera Utara bersifat terbuka tanpa memandang asal-usul dan warna kulit, pandangan atau keyakinan tiap orang. Berbagai golongan di masyarakat juga mencerminkan keberagaman, baik berdasarkan agama, maupun kepercayaan berlatar budaya, yang jauh lebih tua dari kemunculan propinsi ini.

Setiap orang di propinsi ini bisa mempunyai pandangan sosial dan politik yang beragam dan tidak merasa takut mendukung siapa yang dekat di hatinya. Kebebasan mengeluarkan pendapat atau pandangan dihormati dan tidak dibatasi sejauh tidak mengganggu hak-hak orang lain. Hampir tidak terjadi percekcokan berarti diantara pendukung partai atau calon Gubernur di masa lalu.

Pandangan ini sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum propinsi ini lahir.

Potensi Ekonomi

Dari sisi kehidupan penduduk, fakta menunjukkan bahwa di provinsi ini tak hanya terdapat golongan pengusaha dan pedagang, tetapi mereka adalah golongan tani, buruh, pekerja, profesi, pegawai dan nelayan. Pertalian di antara mereka saling ketergantungan satu sama lain, bukan polarisasikan.

Penduduk propinsi yang pluralis tersebut, berdiam di atas areal 7 juta hektar lahan dengan sumberdaya alam kaya. Petani dapat menanam tumbuhan dataran rendah dan dataran tinggi sepanjang tahun. Di atas lahannya terhampar jutaan hektar areal perkebunan karet, kelapa sawit, teh, kopi, bahkan tembakau Deli yang sangat terkenal itu.

Di bawah lahan terkandung barang tambang, minyak, gas, panas bumi serta sumberdaya tambang lainnya. Terdapat potensi tambang emas di Batangtoru, tambang timah hitam dan seng di Dairi, peleburan timah di Batubara dan geothermal Sarulla, di Sipirok. Di sebelah Barat terhampar Samudera Indonesia dan di sebelah Timur Selat Malaka yang kaya dengan ikan laut. Memang potensi ekonomi dan sumberdaya alam provinsi ini menyebabkan berbagai kepentingan hadir di provinsi ini. Lahan-lahan tersebut sebagian besar dikelola penduduk dan sebagian lagi dikelola perusahaan-perusahaan pemerintah dan swasta baik nasional maupun asing.

Tidak banyak kota di Indonesia seperti Medan yang memiliki hubungan erat dengan ibukota-ibukota negara asing seperti Kuala Lumpur di Malaysia, Singapura, Thailand. Ibu kota propinsi, Medan, terletak hanya satu jam penerbangan dari Singapura, Kuala Lumpur, dan memiliki jalur laut rutin ke beberapa kota pelabuhan di semenanjung Malaysia. Dengan IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) hubungan propinsi ini dengan pantai Selatan Thailand juga makin berkembang. Demikian juga dengan propinsi Guang Dong di China.

Selain itu, propinsi ini memiliki pelabuhan laut besar seperti Belawan, Tanjung Balai, Sibolga, yang menghubungkan daerah ini dengan luar Sumatera Utara ke kota atau pulau lain di Indonesia bahkan ke luar negeri. Letaknya yang sangat strategis membuat propinsi ini juga merupakan wilayah transit propinsi Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Praktis, propinsi ini memiliki "keluarga-keluarga" hubungan-hubungan dagang dengan masyarakat nasional maupun internasional.

Provinsi ini telah lama menjadi wilayah dimana perusahaan-perusahaan asing beroperasi, mulai dari perkebunanan, pertambangan, perbankan dan lain-lain. Perbankan asing yang dimulai oleh Standard Chartered Bank di tahun 1991, kemudian diikuti bank-bank asing lainnya seperti HSBC, AMRO Bank dan lain-lain. Restoran-restoran asing dan hotel-hotel asing sudah merambah kota Medan. Mereka memberikan kontribusi bagi penduduk daerah ini. Di Medan terdapat beberapa kantor perwakilan negara Asing seperti Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Inggeris, Belanda, Turki, Malaysia, India dan lain-lain.

Kondisi geografisnya membentuk propinsi ini seolah terbelah menjadi dua bagian, yakni pantai Barat termasuk pulau Nias serta beberapa pulau kecil lainnya dengan kondisi tanah berbukit sampai pegunungan. Sedang pantai Timur adalah dataran rendah yang terhampar lebih lebar dan tanahnya relatif lebih subur. Isu penduduk di Pantai Barat relatif lebih tertinggal dibandingkan dengan pantai Timur, sempat mencuat beberapa waktu lalu dan tuntutan pemekaran provinsi. Ini menjadi tantangan yang harus disikapi dengan bijaksana.

Isu-isu Menarik

Kami yakin, seluruh tim sukses sudah memiliki konsep pembangunan ke depan secara nasional. Akan tetapi, dari pengamatan kami beberapa catatan kekhasan masyarakat Sumatera Utara, penting mendapat perhatian sehingga kampanye anda bisa membumi di provinsi ini.

Keharmonisan yang terjalin di tengah-tengah perbedaan agama, suku perlu terus dikelola dan dipelihara dengan baik. Dalam kampanye perlu dijelaskan konsep yang mengakomodasi pentingnya usaha-usaha memantapkan keharmonisan masyarakat di Sumatera Utara lima tahun ke depan.

Potensi konflik akibat perbedaan secara ekonomi harus dicegah dengan memberikan prioritas meningkatkan kehidupan mereka yang miskin. Program-program pertanian dan pengembangan pedesaan sosial perlu dikembangkan dengan strategi yang lebih mampu menjangkau mereka. Demikian juga program-program pengentasan kemiskinan di perkotaan. Peran pengusaha penting difasilitas pemerintah dalam meningkatkan pendidikan pada kelompok miskin.

Meski secara potensial masyarakat petani dan nelayan memiliki peluang besar untuk maju, tetapi jutaan pemilih dari kelompok ini memerlukan perhatian khusus. Mereka masih menghadapi kesulitan berupa keahlian, permodalan, kelangkaan bibit, pupuk, dan harga produk-produknya yang tidak terjamin. Dalam periode tertentu, di daerah pertanian dataran tinggi masih ditemukan kasus kol, kentang, dibiarkan di tengah ladangnya tidak dipanen karena harganya yang sangat murah. Kejadian ini sudah berulang-ulang selama bertahun-tahun, dan belum pernah bisa diselesaikan oleh presiden manapun selama ini.

Untuk meningkatkan mobilitas kelancaran angkutan, kualitas jalan raya masih perlu mendapat jaminan. Kalau anda naik bus dari Medan menuju Sidikalang, atau dari Saribudolok ke Pematangsiantar, Pakkat-Barus, anda harus menjamin rakyat menikmati jalan mulus. Tidak ada lagi jalan yang di musim hujan layaknya seperti kubangan kerbau. Pelosok desa seperti Negeri Dolok atau Sindar Raya di pedalaman Simalungun, atau pedalaman Nias seperti pedalaman masuk dari Onolimburaya sana. Demikian juga beberapa lokasi pedalaman di berbagai kabupaten lainnya.

Bahkan di kota besar, seperti Medan sendiri (yang dilewati para pejabat setiap hari), masih banyak yang berlobang-lobang dan berdebu. Masyarakat perlu jaminan bahwa jalan raya (negara, provinsi, kabupaten) akan mulus lima tahun ke depan!

Saat ini kita masih mengalami pemadaman listrik, air PAM yang masih kayak bus tua yang harus istirahat beberapa jam sehari. Kondisi ini sudah berlangsung beberapa tahun bahkan beberapa periode Gubernur. Rakyat di daerah ini sudah bosan mendengar janji-janji.

Jaminan listrik dan air ke depan, akan merupakan nilai tambah Calon, karena sangat vital bagi rakyat! Jangan lagi beralasan PLN, PLN, atau PAM, PAM.

Di berbagai media kami mencatat, puluhan perusahaan melakukan PHK atas ribuan pekerjanya karena menghadapi krisis global. Selain itu, puluhan perusahaan besar yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar masih menghadapi kesulitan memulai operasinya (pertambangan, perkebunan besar) dengan berbagai masalah yang dihadapi.

Bisakah anda menjamin operasi perusahaan-perusahaan ini sukses dan mereka menyerap ribuan para pencari kerja putra-putri daerah ini, sehingga mereka tidak menganggur?

Isu-isu ini sungguh-sungguh terjadi di lapangan dan menambah isu-isu yang sudah anda buat. Tidak baik hanya sibuk dengan debat soal neo-liberal, ekonomi kerakyatan, menjual suku dan agama, yang bisa membuat bingung masyarakat. Apalagi, saling menjatuhkan sesama teman.

Perhatikanlah hal-hal di atas. Niscaya anda akan menang di daerah ini!***

Penulis adalah Pengamat Sosial Ekonomi, Praktisi Kampanye tinggal di Medan

sumber : http://www.analisadaily.com/news/read/2012/02/15/35529/menuju_pilgubsu_2013/#.Tz4T68iGvIU

4 Kunci Sukses Pilgubsu 2013

Written by Edy Rachmad on Thursday, 09 February 2012 07:01
Ironisnya dari sekian banyak gugatan yang diajukan ke MK hanya sekitar 8 persen yang dikabulkan, karena gugatan tersebut memenuhi indikator : terstruktur, sistematis dan massif.

Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara secara formal telah menetapkan schedule pemilihan umum Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu). Untuk pemungutan suara sebagai puncak tahapan Pilgubsu telah ditetapkan 7 Maret 2013. Sedangkan sistem Pilgubsu tetap mengacu Undang-undang (UU) Nomor 32 tahun 2004 dan perubahannya UU No.12 tahun 2008.

Merujuk kedua regulasi itu, sudah jelas Pilgubsu 2013 tetap dilakukan secara langsung serta mengakomodir calon independen (perorangan). Dengan demikian untuk pertama kali calon independen dapat ikut serta pada Pilgubsu. Kita patut memberikan apresiasi kepada KPU Sumut karena tetap konsisten menyusun jadwal waktu Pilgubsu tepat waktu, karena masa jabatan kepala daerah/wakil kepala daerah Sumut akan berakhir 16 Juni 2013.

Karena itu keputusan KPU menyusun jadwal Pilgubsu tepat waktu sangat arif bijaksana serta dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas). Hal ini didasarkan amanat konstitusi kita yang termaktub dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal (II) aturan peralihan yang menyatakan : “segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang Undang Dasar 1945.

Konsistensi KPU juga dimaknai tidak terpengaruhnya mereka dengan rencana pemerintah yang akan melakukan revisi terhadap UU No. 32 tahun 2004 yang saat ini masih dalam tahap pembahasan dengan DPR. Kita ketahui substansi revisi cukup prinsipil, karena perubahan yang diusulkan pemerintah, pemilihan gubernur yang selama ini dilakukan secara langsung oleh rakyat diganti dengan pemilihan gubernur dipilih oleh DPRD.

Sedangkan wakil gubernur dipilih oleh gubernur terpilih yang direkrut dari PNS senior. Rencana pemerintah inipun masih menuai kontroversi dan polemik di kalangan politisi, akademisi dan LSM.

Show must go on

Terlepas dari dikotomi sistem pemilihan gubernur dipilih oleh DPRD ataukah masih mempertahankan pemilihan langsung oleh rakyat. Proses Pilgubsu harus tetap berjalan terus sesuai tahapan yang telah ditetapkan KPU Sumut atau dengan istilah lain show must go on.

Kalaupun DPRD dalam keputusaan akhir menyetujui pilgubsu dilakukan DPRD, KPU Sumut tinggal menyesuaikannya dengan peraturan perundang-undangan yang baru. Yang penting institusi penyelenggara dan stakekholders lainnya seperti panitia pengawas, pemerintah provinsi, pihak keamanan, pemerintah kabupaten/kota termasuk masyarakat Sumut mempunyai kewajiban dan tanggung jawab menyukseskan even demokrasi lima tahun sekali dengan sebaik-baiknya.

Setidaknya ada 4 kunci yang menandai penyelenggaraan Pilgubsu sukses .

Sukses pertama: Komitmen KPU Sumut melaksanakan Pilgubsu secara normatif. KPU Sumut sebagai pemegang otoritas Pilgubsu memegang peranan penting dan strategis dalam aspek operasional.

Artinya institusi KPU merupakan kata kunci utama keberhasilan penyelenggaraan kepala daerah di Sumut. Dalam melaksanakan tahapan Pilgubsu KPU Sumut sampai tataran terbawah baik KPU kabupaten/kota, Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kecamatan dan Kelompok Panitia Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) harus tetap komit dan istiqomah mempedomani peraturan perundang-undangan. Tidak terpengaruh dan bergeming dengan manuver politik dari calon maupun partai pendukung calon. Apalagi tergiur dengan iming-iming money politics.

Komitmen KPU sebagai penyelenggara ini sangat penting khususnya pada tahap penetapan calon yang akan maju untuk bertarung di gelanggang, maupun pada tahap akhir yaitu penetapan hasil pemenang Pilkada. Merujuk pengalaman Pilkada di seluruh tanah air kedua tahapan itu yang acap kali menuai konflik horizontal bahkan tindakan anarkis.

Masih segar dalam ingatan kita anarkis yang terjadi pasca Pilkada Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Tuban Jawa Timur, Kabupaten Tapanuli Tengah dan kota Sibolga di Provinsi Sumatera Utara.

Akibat KPUD yang “bermain api”, membawa dampak terjadinya tindakan amuk massa yang tidak terkendali. Tindakan massa sangat brutal membakar kantor KPU serta fasilitas publik bahkan menghancurkan aset pribadi pasangan calon yang ditetapkan KPU sebagai pemenang. Sungguh ironis bila hal tersebut terjadi karena yang rugi adalah masyarakat itu sendiri.

Ketidakkonsistenan KPU menerapkan peraturan menimbulkan ketidakpuasan dari calon yang berkompetisi, sehingga penyelesaiannya tetap melalui jalur Mahkamah Konstitusi (MK). Seperti yang disampaikan Ketua MK Prof Dr Mahmud MD kebanyakan gugatan sengketa Pilkada yang diajukan kepada MK bermuara dari bermasalahnya keputusan KPU. Karena itu komitmen dan soliditas KPU harus benar-benar kokoh dan terekat dalam menetapkan keputusan secara normatif sesuai dengan koridor peraturan perundang-undangan.

Sukses kedua : Partisipasi pemilih. Keikutsertaan pemilih menggunakan hak suaranya juga menjadi indikator keberhasilan Pilkada. Kendatipun pelaksanaan Pilkada berlangsung aman, damai, tertib, lancar, kalau partisipasi pemilih rendah bisa dikatakan Pilkada itu tidak sukses. Fenomena Pilkada yang sudah digelar di negeri ini sejak tahun 2000, partisipasi pemilih untuk menggunakan hak pilihnya di TPS cukup rendah terutama Pilkada tingkat provinsi.

Bahkan di sementara daerah. pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya atau Golput mencapai angka 60 persen, bisa dikatakan Golput-lah yang memenangkan Pilkada tersebut. Tingginya angka Golput kemungkinan disebabkan kurangnya sosialisasi oleh KPUD, maupun jenuhnya masyarakat, karena tidak adanya perubahan pada kehidupan mereka pasca Pilkada dilakukan.

Karena itu sosialisasi harus terus menerus digencarkan melalui saluran media massa, baik elektronik, cetak dan media luar ruang. Sosialisasi ini bukan hanya dilakukan KPUD, tetapi calon yang akan tampil diback up partai pendukung mempunyai tanggung jawab pula dalam menyebarkan informasi Pilgubsu kepada seluruh masyaraka di Sumut.

Berdasarkan pengalaman Pilkada sebelumnya, calon yang akan bertarung lebih dominan dan gencar menggaungkan demam Pilkada pada khalayak dibandingkan institusi penyelenggara. Seperti pemasangan baliho, spanduk, stiker dan sosialisasi melalui media massa.

Sukses ketiga: Legowonya calon yang kalah dalam bertarung. Pada seminar evaluasi Pilkada yang diselenggarakan MK baru-baru ini di Jakarta, simpulan Raker; salah satu pemicu ricuhnya Pilkada bersumber dari ketidakdewasaan calon yang kalah dalam pemilihan. Kendatipun sebelum pemungutan suara sudah ada kesepakatan di antara para calon di hadapan KPU, Panwaslu, pemerintah daerah dan aparat keamanan “siap kalah” tetapi realitanya ikrar itu dilanggar.

Hal ini dibuktikan pasca penetapan pemenang, hampit semua calon yang kalah (75 persen) mengajukan gugatan ke MK sebagaimana yang diakui Ketua MK Mahfud MD. Ironisnya dari sekian banyak gugatan yang diajukan kepada MK hanya sekitar 8 persen yang dikabulkan MK, karena gugatan tersebut tidak memenuhi indikator : terstruktur, sistematis dan massif.

Terkadang calon yang menggugat menganut cara trial and error (coba-coba dan salah). Kalau gugatan menang syukur, kalau kalah terbujur. Oleh karena itu calon yang akan melakukan gugatan jangan emosional tapi harus rasional. Sebelum menggugat ke MK harus mengkaji dan meneliti lebih dalam disertai bukti otentik, agar jangan terjadi “arang habis besi binasa”.

Sukses keempat : Terpilihnya gubernur dan wakilnya yang berkualitas. Pada hakekatnya tujuan Pilgubsu adalah terpilihnya gubernur/wakil gubernur yang akan memipin pemerintahan, pembangunan serta memfasilitasi pelayanan publik selama lima tahun (2013 -2018).

Guna mengaktualisasikan Pilgubsu dilakukan melalui suatu mekanisme proses tahapan yang telah ditentukan. Baik sistem Pilgubsu dipilih oleh DPRD maupun dipilih langsung rakyat faktor utama yang sangat penting memilih pemimpin berkualitas tergantung kepada partai politik.

Peran partai politik sangat strategis dan taktis, karena partai politiklah yang berperan sebagai filter menjaring dan menyeleksi calon yang akan diusung sebagai kandidat untuk berkompetisi di arena Pilgubsu.

Dalam konteks penjaringan calon, Parpol harus benar-benar mengkaji secara mendalam, penuh ketelitian dan kompherehensif dengan menyerap, merespons serta mengakomodir segala aspirasi publik tentang calon-calon yang dimunculkan.

Partai politik berkewajiban dan mempunyai tanggung jawab besar terhadap calon yang diungggulkan dari partainya. Kita berharap pada Pilgubsu ini akan muncul figur yang benar-benar mengetahui memahami situasi kondisi dan menguasai kompleksitas masalah dan mampu menyelesaikannya dengan arif dan bijaksana.

Selain itu, figur tersebut punya integritas, kapabilitas, akseptibilitas dan visioner. Hal ini sangat penting mengingat Provinsi Sumatera Utara punya perspektif yang gemilang sebagai kawasan ekonomi di wilayah Indonesia bagian Barat. Last not but least yang sejatinya sosok Gubsu terpilih idealnya menguasai seluk beluk tentang pemerintahan, pembangunan serta pembinaan kemasyarakatan. ***** ( H. Irham Taufik Umri, SH, MAP : Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah Al Hikmah Kota Tebingtinggi.)

sumber : http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=17206:4-kunci-sukses-pilgubsu-2013&catid=59:opini&Itemid=215

Tuesday, February 7, 2012

Mengenal Muhammadiyah dan Ortom Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).


Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Ortom (Organisasi Otonom) Muhammadiyah
Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.

Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:

Aisyiyah (organisasi wanita) didirikan di Yogyakarta pada 27 Rajab 1426 H bertepatan dengan 19 Mei 1917 oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan. Aisyiyah adalah sebuah gerakan perempuan Muhammadiyah

Dalam kiprahnya hampir satu abad di Indonesia, saat ini ‘Aisyiyah telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah “Aisyiyah (setingkat Propinsi), 370 Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (setingkat kabupaten), 2332 Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (setingkat Kecamatan) dan 6924 Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (setingkat Kelurahan).

Selain itu, ‘Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang bergerak diberbagai bidang yaitu : pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Amal Usaha dibidang pendidikan saat ini berjumlah 4560 yang terdiri dari Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Tempat Penitipan Anak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan lain-lain.

Sedangkan amal usaha di bidang Kesehatan yang terdiri dari Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Badan Kesehatan Ibu dan Anak, Balai Pengobatan dan Posyandu berjumlah hingga 280 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Sebagai gerakan yang peduli dengan kesejahteraan sosial kemasyarakatan, ‘Aisyiyah hingga kini juga memiliki sekitar 459 amal usaha yang bergerak di bidang ini meliputi : Rumah Singgah Anak Jalanan, Panti Asuhan, Dana Santunan Sosial, Tim Pengrukti Jenazah dan Posyandu.

‘Aisyiyah menyadari, bahwa harkat martabat perempuan Indonesia tidak akan meningkat tanpa peningkatan kemampuan ekonomi di lingkungan perempuan. Oleh sebab itu, berbagai amal usaha yang bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi ini diantaranya koperasi, Baitul Maal wa Tamwil, Toko/kios, BU EKA, Simpan Pinjam, home industri, kursus ketrampilan dan arisan. Jumlah amal usaha tersebut hingga 503 buah.

'Aisyiyah sebagai organisasi perempuan keagamaan terbesar di Indonesia juga memiliki beragam kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya penyadaran terhadap kehidupan bermasyarakat muslim Indonesia. Hingga saat ini kegiatan yang mencakup pengajian, Qoryah Thayyibah, Kelompok Bimbingan Haji (KBIH), badan zakat infaq dan shodaqoh serta musholla berjumlah 3785.

Pemuda Muhammadiyah (organisasi pemuda)
Nasyiatul Aisyiyah (organisasi pemudi)
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (organisasi pelajar dan remaja)berdiri tahun 1961
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (organisasi mahasiswa)
Hizbul Wathan (organisasi kepanduan)
Tapak Suci (perguruan silat)

Mengenal dan memahami KEPRIBADIAN IPM


PENGERTIAN DAN FUNGSI KEPRIBADIAN IPM

Kepribadian IPM adalah rumusan yang menggambarkan hakikat IPM, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal perjuangan IPM, serta karakter gerakan yang dimilikinya. Kepribadian IPM ini berfungsi sebagai pedoman dan pegangan bagi gerak IPM menuju cita-cita terwujudnya pelajar yang ilmu, berakhlak mulia, dan terampil.


MUATAN KEPRIBADIAN IPM

1. Definisi Ikatan Pelajar Muhammadiyah

IPM adalah gerakan Islam amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar yang ditujukan kepada dua bidang, pertama perorangan dan kedua masyarakat. Dakwah pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan:

a. Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam.

b. Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk mengikuti nilai-nilai ajaran Islam.

Adapun dakwah amar makruf nahi munkar kedua ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan, dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar takwa dan mengharap keridhaan Allah semata. Dengan ini diharapkan dapat membentuk pelajar muslim yang berilmu, berkahlak mulia, dan terampil sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di kalangan pelajar.

2. Dasar dan Amal Perjuangan IPM

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju terwujudnya pelajar muslim yang berilmu, berkahlak mulia, dan terampil sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka IPM mendasarkan segala aspek dan amal perjuangannya atas prinsip-prinsip berikut ini:

a. IPM adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar.

b. IPM berperan aktif sebagai kader persyarikatan, umat, dan bangsa dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

c. IPM sebagai gerakan pelajar yang membangun nalar keilmuan dan respon terhadap perkembangan zaman

d. IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yaitu sebuah organisasi yang diberi keleluasaan dalam mengelola rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan dan intervensi.

e. IPM adalah organisasi independen yaitu organisasi mandiri yang berada dalam bingkai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap dalam berpihak (hanya) kepada kebenaran.

3. Penjabaran Dasar dan Amal Perjuangan IPM

a. IPM Sebagai Gerakan Dakwah di Kalangan Pelajar

IPM memandang bahwa Islam adalah satu-satunya jalan yang menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Ajaran Islam bersifat universal dan jika dihayati, dan diaktualisasikan dengan tepat, ajaran itu membawa daya ubah yang luar biasa dalam sejarah peradaban manusia. Akan tetapi untuk menuju ke arah itu banyak instumentasi yang harus dipenuhi dan diadakan, diantaranya adalah media dakwah.

Dakwah Islam berfungsi sebagai mediator antara nilai-nilai ajaran Islam dengan realitas kehidupan umat Islam yang dalam banyak kesempatan terlalu jauh kesenjangannya, artinya umat Islam banyak yang belum tersentuh atau terpanggil oleh nilai luhur ajaran agamanya. Pada konteks ini dakwah sangat penting dan menentukan dalam kehidupan beragama, dengan kata lain tanpa dakwah, Islam tidak akan berarti dan bermakna dalam realitas kehidupan. IPM menegaskan dirinya sebagai gerakan dakwah Islam untuk ambil bagian dalam proses reformasi atau pembaharuan umat. Dakwah Islam IPM adalah dakwah amar makruf nahi munkar yang dipahami sebagai proses; Pertama, pembebasan manusia (liberasi) dari perilaku negatif dan kebiasaan buruk. dan kedua, pelibatan manusia (emansipasi dan transformasi) secara aktif dalam pembangunan kehidupan yang positif pada segala aspek.

Secara institusional, IPM adalah media para kadernya untuk berdakwah. Sehingga dakwah IPM adalah dakwah yang memiliki; Pertama, subyek yaitu kader-kader organisasi yang terdiri dari para pelajar muslim yang concern dan memiliki komitmen perjuangan. Dan kedua, yaitu obyek, yakni sasaran dakwah IPM yang terdiri atas komunitas pelajar dengan pribadi-pribadi pelajar sebagai sasaran pokok. Dalam dakwah IPM, landasan utamanya adalah semangat tauhid. Semangat tauhid artinya bahwa misi perjuangan dakwah IPM adalah menegakkan nilai-nilai Islam seperti yang telah diserukan oleh Allah SWT.

b. IPM Sebagai Gerakan Kader di Kalangan Pelajar

IPM adalah lembaga kaderisasi yang salah satu fungsinya adalah melakukan proses penyiapan kader-kader untuk terlibat dalam aktifitas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang lebih luas dari lingkup IPM. Dan satu pertimbangan yang tidak bisa dipungkiri IPM adalah bahwa IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah dan berfungsi menjaga proses kaderisasi di Muhammadiyah. ltu artinya IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah. Fungsi pertama dan fungsi kedua IPM sebagai gerakan kader yang tersebut tadi secara sistematik dapat diurai sebagai berikut:

1). Fungsi Kader Persyarikatan

IPM merupakan organisasi kader bagi Muhammadiyah maka IPM berfungsi sebagai lembaga kaderisasi yang out-putnya adalah kader-kader persyarikatan baik sebagai pimpinan maupun pemegang amal usaha di masa yang akan datang. Untuk itu dalam melakukan fungsi tersebut yang perlu diperhatikan dalam proses kaderisasinya adalah:

a. Corak pengkaderan IPM adalah “Paradigma Kritis”, yaitu kaderisasi yang menekankan pada aspek penanaman ideologi yang berbasis pada ilmu. b. Pengembangan Paradigma kritis tersebut bermuara kepada lahirnya trilogy pembaharuan IPM (jihad, ijtihad, dan mujahadah) yaitu etos kerja, etos intelektual dan etos spiritual.

2). Fungsi Kader Umat dan Bangsa

Komitmen IPM terhadap proses transformasi masyarakat, bangsa dan Negara terwujud dari sumbangan IPM berupa kader-kader yang siap melakukan artikulasi konstruktif dalam rangka pembaharuan dan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu maka:

a. Corak rekruitmen kader IPM harus terbuka (inklusif) terhadap berbagai latar belakang dan potensi pelajar.

b. Dikembangkan pengkaderan-pengkaderan altenatif untuk mengakomodir pluralitas kader dan mengalokasikan kader tersebut pada posisi-posisi yang meluas.

c. IPM Sebagai Gerakan Keilmuan di Kalangan Pelajar.

Salah satu karakter pokok IPM untuk menegaskan eksistensinya adalah karakter keilmuan. Corak keilmuan IPM tidak lepas dari kristalisasi prinsip kritis transformative yang menjadi patron bagi pelajar muhammadiyah dalam menaggapi realitas secara ilmiah. Karakter keilmuan tersebut memiliki ciri pemikiran secara dialektis, yakni, ilmuiman- amal, iman-amal ilmu, amal-ilmu-iman yang dipahami sebagai kesatuan integral yang tidak dapat dipisahkan dan harus dimiliki oleh setiap kader. Sehingga, gerakan keilmuan IPM tidak terjebak pada diskursus keilmuan yang dibangun atas dasar nalar instrumental, serba-bebas, serba-boleh (anarkisme), maupun perspektif keilmuan yang terpisah jauh dari nilai-nilai ilahiyah/ketuhanan.

Poinnya, karakter keilmuan IPM mengharuskan kadernya untuk memiliki sifat-sifat ilmu, yaitu: kritis (Q.S. Al Isra:36), terbuka menerima kebenaran dari manapun datangnya (Q.S. Az-Zumar:18), serta senantiasa menggunakan daya nalar ((Q.S. Yunus:10). Pokok pikiran tersebut sekaligus sebagai dasar keilmuan IPM yang mencakup rumusan berikut:

a. Pandangan keilmuan IPM memandang pengetahuan sebagai kesatuan hidup yang hanya dapat tercapai dengan sikap krtis dan terbuka dengan menggunakan akal sehat.

b. Pandangan keilmuan IPM mendasarkan akal sebagai kebutuhan dasar hidup manusia.

c. Pandangan keilmuan IPM memandang logika sebagai pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang hanya akan dicapai jika manusia menyerah kepada petunjuk Allah.

D. IPM Sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah di Kalangan Pelajar

Eksistensi IPM sebagai gerakan dakwah dan kader adalah untuk mendukung gerakan dakwah Muhammadiyah. Dengan kata lain IPM menjadi bagian dalam dakwah Muhammadiyah dengan ruang lingkup yang lebih terbatas, dalam hal ini IPM concern pada pelajar. Sebagai tangan panjang Muhammadiyah dilingkungan pelajar, prinsipprinsip gerakan IRM harus sama dengan prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama lslam demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Pada sisi yang lain IPM adalah sebuah organisasi yang otonom artinya terpisah secara kelembagaan dengan Muhammadiyah. Sebagai organisasi otonom, IPM memiliki hak dan kewajiban untuk mengelola rumah tangganya sendiri dalam binaan Muhammadiyah. Untuk memadukan antara realitas primordial IPM yaitu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dakwah Muhammadiyah dan IPM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, maka dapat rumuskan pemahaman sebagai berikut:

1). IPM selama menjadi organisasi otonom Muhammadiyah berkewajiban untuk menjalankan misi dakwah Muhammadiyah dikalangan pelajar dan. Remaja Tanfidz Muktamar XVI IRM

2). Sifat otonom IPM atas Muhammadiyah dapat dipahami sebagai sifat kemandirian dalam bersikap, bertindak, dan mengambil kebijakan selama hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ikatan dan persyarikatan.

E. IPM Sebagai Organisasi Independen di Kalangan Pelajar

Manusia dilahirkan di muka bumi ini dengan membawa sifat dasar merdeka/bebas. Kemerdekaan atau kebebasan manusia tersebut merupakan modal untuk mencapai kemuliaan dan derajat tertinggi sebagai manusia. Kemerdekaan/kebebasan berarti manusia terbebas dan faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh di luar dirinya yang menyebabkan dia tidak leluasa untuk menentukan keberpihakanya kepada sesuatu yang diyakininya sebagai kebenaran. Sehingga dapat dinyatakan bahwa sifat kemandirian IPM berada dalam frame kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap dalam berpihak (hanya) kepada kebenaran.

Kemandirian IPM secara organisatoris berimplikasi kepada sikap percaya diri untuk bebas melakukan kebijakan dan aktifitas apa saja yang dapat menghantarkan kepada cita-cita dan tujuan perjuangan. Dengan mempertimbangkan pandangan tersebut maka:

1). IPM bukan organisasi yang menjadi bawahan organisasi manapun

2). IPM bebas melakukan interaksi dan kerja sama dengan organisasi, lembaga, instansi dan institusi manapun dengan sebuah komitmen yaitu kerjasama dan interaksi yang saling membangun dan menguntungkan. Dan IPM menolak tegas komitmen yang bertujuan merusak prinsip-prinsip dasar Ikatan dan membawa IRM kepada aliansi yang bersifat organisatoris yang permanen sehingga dapat mengikat gerakan IPM secara kelembagaan.

3). Interaksi dan kerjasama organisatoris yang di bangun IRM dengan organisasi, lembaga, institusi dan instasi manapun tidak mengurangi kritisisme IPM, karena watak perjuangan IRM berkaitan dengan pola-pola hubungan eksternal adalah kritis, konstruktif, dan korektif.

Sumber : http://www.ipm.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=330:kepribadian-ipm&catid=20:landasan-operasional&Itemid=35

Din Syamsuddin: Prinsip Muhammadiyah Banyak Disalahpahami


Cilacap-Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan, prinsip organisasi massa Islam ini banyak disalahpahami oleh masyarakat. "Saya perlu menegaskan prinsip itu karena akhir-akhir ini banyak disalahpahami tidak hanya oleh orang luar Muhammadiyah, tetapi juga oleh warga Muhammadiyah sendiri," katanya kepada wartawan di Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Minggu.

Bahkan akhir-akhir ini, kata dia, kesalahpahaman terhadap prinsip tersebut juga dijadikan isu muktamar terutama mengenai hubungan Muhammadiyah dengan pemerintah.

Ia mengatakan, prinsip atau watak sejati Muhammadiyah, yakni sebagai gerakan "amar ma`ruf" (menyerukan kebaikan, red.) dan "nahi munkar" (mencegah kemungkaran, red.).

Menurut dia, hal itu berarti Muhammadiyah dalam melakoni aktivitas politik berdasarkan khitah, bukan kepartaian karena Muhammadiyah tidak memiliki hubungan dengan partai politik manapun. Akan tetapi, kata dia, Muhammadiyah tak mungkin tidak berpolitik karena politik merupakan bagian dari ajaran Islam dan tidak ada pemisahan antara politik dengan agama dalam pandangan Islam.

"Secara historis sejak kelahirannya, Muhammadiyah terlibat dalam aktivitas politik. Selain itu sesuai khitah, Muhamammdiyah tidak memiliki hubungan dengan partai politik manapun tetapi tetap aktif dalam politik kebangsaan dan kenegaraan," katanya.

Dengan demikian, kata dia, Muhammadiyah selama ini menjalankan politik kebangsaan dan kenegaraan sebagai manivestasi dari dakwah "amar ma`ruf" dan "nahi munkar" sehingga dalam hubungannya dengan pemerintah tetap proporsional.

"Kalau pemerintah baik dan benar, kita dukung dan Muhammadiyah berada di barisan terdepan. Namun kalau pemerintah menyimpang dari konstitusi dan nilai-nilai agama, Muhammadiyah tidak segan-segan menjadi kekuatan pengoreksi," tegasnya.

Ia mengatakan, selama ini hubungan Muhammadiyah dan pemerintah berjalan dengan baik karena organisasi ini banyak membantu pemerintah, salah satunya dalam bidang pendidikan. Kendati demikian, kata dia, Muhammadiyah tetap mengkritisi pemerintah, salah satunya terkait kasus Bank Century.

"Kami diyakinkan oleh fakta-fakta, sebagian telah terungkap di panitia khusus (pansus), sebagian belum terungkap. Kami yakin itu sebuah kemungkaran yang serius, yakni kejahatan kepada masyarakat dan negara," katanya. Oleh sebab itu, kata dia, dari awal Muhammadiyah selalu meminta kasus tersebut diusut secara hukum. Sumber: Ant

sumber : http://www.babinrohis-nakertrans.org/apa-siapa/din-syamsuddin-prinsip-muhammadiyah-banyak-disalahpahami

Sunday, February 5, 2012

ciri mubaligh muhammadiyah

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Firman Allah :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S.3:104)

[217]. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S.33:21)

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S.16:125)

[845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Apa itu mubaligh ?
Mubaligh berasal dari kata balagho ( بلغ ) menjad isim Fa’il yaitu (مبلغ) yang artinya adalah penyampai atau orang yang menyampaikan, berarti Mubaligh adalah pembawa ilmu yang berkewajiban menyampaikan semua ilmu yang dimiliki, sebagaimana sabda rasulullah sallallahu alaihi wassalam dalam alhadist.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَة
رواه البخارى

Artinya :
Sampaikanlah ilmu dariku walaupun satu ayat.

Kalau kita cermati bahwa Para Nabi dan rasul Allah merupakan para mubaligh Allah yang menyampaikan kerisalahannya kepada ummat. Ketika nabi dan rasul Allah tidak lagi ada karena nabi Muhammad saw merupakan penutup para nabi, maka pertanyaanya siapa yang melanjutkan tugas kerasulan itu agar umat ini tetap dalam keadaan islam dan tidak kembali murtad dari agama islam?

Jawabannya tentu pada surah Ali Imran ayat 104 yang artinya Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;

Artinya, sesiapa yang memiliki kemampuan (dengan ilmu dan amal) dalam menyeru dan menyuruh kebajikan dan yang ma`ruf, maka otomatis ayat ini merupakan dasar dalam melanjutkan dakwah (kerisalahan para Nabi dan rasul) tetapi bukan mengaku nabi atau rasul. Hanya tugasnya saja yang dilanjutkan.

Hal ini menyangkut kepada profesi masing-masing. apakah seorang ustadz dan ustadzah, ulama, dan guru. Bagi masing-masing profesi memiliki kesamaan, yaitu menyeru/menyampaikan dan menyuruh kebajikan dan yang ma`ruf dan merekalah yang disebut dengan muballigh.

Apa itu muhammadiyah?
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Mengapa mubaligh Muhammadiyah?
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Maka disamping menyeru kebajikan dan menyuruh yang ma`ruf, mubaligh muhammadiyah bertugas dan berjuang untuk memberantas TBC (Takhayul Bid`ah dan Khurafat) yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dalam rangka gerakan tajdid (menghidupkan, membangkitkan dan mengembalikan aqidah dan ibadah sebenar-benarnya berdasarkan Al-Qur`an dan AsSunnah).

Syarat dan Ciri Mubaligh Muhammadiyah
Secara umum, syarat mubaligh muhammadiyah berafiliasi kepada ketauladanan Nabi saw dalam berdakwah dan syarat itu merupakan sifat wajib bagi Nabi dan rasul yang sudah kita kenal, yaitu :
1. Memiliki sifat shiddiq yang artinya benar. Benar perkataannya, benar pemikirannya dan benar tingkah lakunya menurut Allah dan rasulNya.

2. Memiliki sifat amanah yang artinya Terpercaya. Tugas mubaligh benar-benar diaplikasikan dalam keseharian dan bertanggung jawab segala tindak tanduknya di mata Allah dan masyarakat luas.

3. Memiliki sifat tabligh yang artinya menyampaikan (tidak menyembunyikan yang haq). Seorang mubaligh mampu menyampaikan yang haq (benar) itu haq dan yang bathil (rusak/salah) itu bathil dan tidak luntur dalam kondisi apapun. Yang terpenting mampu membawa pencerahan bagi umat.

4. Memiliki sifat fathonah yang artinya cerdas dan tidak jumud (beku) dalam pemahaman. Seorang mubaligh hendaknya cerdas dalam melihat dan memahami problematika (permasalahan) yang terjadi di tengah-tengah umat.

Sedangkan ciri mubaligh muhammadiyah meliputi :
1. Memahami prinsip al islam yang sebenar-benarnya
2. Menghargai perbedaan dalam pemahaman yang diyakini oleh sebagian umat
3. Tidak mengenal menyerah dalam mencerahkan umat
4. Lebih mengedepankan ustawatun hasanah (ketauladanan yang baik) dalam berbagai hal, termasuk dalam memberantas TBC. Ketika seruannya tidak diindahkan maka mubaligh muhammadiyah tidak memaksakan kehendaknya agar umat yang hendak diluruskan (dimurnikan) untuk mengikutinya.
5. Senantiasa belajar dan terus belajar dalam memahami islam yang sebenar-benarnya agar islam rohmatan lil alamin (islam membawa rahmat bagi alam semesta) dapat terwujud melalui mempelajari terus-menerus Al-Qur`an, As Sunnah dan pendapat ulama-ulama yang lebih mendekati kepada Al-Qur`an As Sunnah dan tidak taqlid (fanatik buta).

Kesimpulan :
1. Walaupun nabi Muhammad saw telah tiada dan beliau merupakan penutup para nabi yang artinya tidak ada lagi nabi setelah nabi saw, tetapi tugas kerasulannya harus terus dilestarikan oleh para mubaligh muhammadiyah (Ustadz, Ulama, dan guru ilmu agama dan umum) dalam memberikan pencerahan bagi umat.

2. Dengan melaksanakan tugas kerasulannya bukan berarti seenaknya mengaku nabi dan rasul tetapi ketauladanan para nabi dan rasul itu wajib ada pada setiap diri mubaligh muhammadiyah.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan pencerahan bagi penulis dan para pembaca. Mohon maaf atas segala kekurangan.

Nashrun Minalloohi wa fathun qorib
fastabiqul khairat

Tambahan :
Bid'ah
Penyembahan kepada Allah (ibadah) tidak boleh dilakukan kecuali dengan syari’at yang terkandung dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Saw. Jadi setiap ibadah yang tidak mengikut kedua sumber tersebut maka ibadahnya ditolak berdasarkan hadis Nabi Saw. yang berbunyi:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang mengada-adakan dalam (urusan) agama ini suatu pekerjaan yang tiada daripadanya, maka (yang diada-adakan itu) tertolak." (Hadis Bukhari, Muslim).

Sementara hadis riwayat Abu Daud dan al-Tirmidhi yaitu hadis Hasan lagi Sahih menyatakan:
عن العرباض بن سارية رضي الله عنه قالو: وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم:... "إياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة" رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان في صحيحه وقال الترمذي حديث حسن صحيح

"Dan jauhilah oleh kamu akan perkara-perkara bid'ah (yang baru diada-adakan), kerana sesungguhnya tiap-tiap bid'ah itu adalah sesat."

Khurafat
Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda
Sedangkan khurâfy adalah hal yang berkenaan dengan takhayul atau dongeng.
Dalam kamus munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan dengan kepercayaan yang tidak masuk akal (batil)

Pengertian khurâfat dalam Islam
Khurâfat ialah semua cerita sama ada rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantang-larang, adat istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam .

Berdasarkan pengertian di atas, khurâfat mencakup cerita dan perbuatan yang direka-reka dan bersifat dusta. Begitu juga dengan pemikiran yang direka-reka merupakan salah satu bentuk khurafat.

Takhayul
Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi.

Dari istilah takhayul tersebut ada dua hal yang termasuk dalam kategori tahayul, yaitu:
1. Kekuatan ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala jenisnya, (seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah hilangnya sesuatu yang dapat diindera tersebut dari panca indra kita.

2. Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idrawi, kemudian satu dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. Gambar baru tersebut bisa jadi satu hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan). Seperti kisah seribu satu malam, Nyai Roro Kidul dan cerita-cerita khurafat lainnya.

Takhayul diartikan juga: percaya kepada sesuatu yang tidak benar (mustahil) . Jadi takhayul merupakan bagian dari khurâfat.

Takhayul menjadikan seorang menyembah kepada pohon, batu atau benda keramat lainnya, mereka beralasan menyembah batu, pohon, keris dan lain sebagainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub) atau karena benda-benda tersebut memiliki ke-digdaya-an (baca: kesaktian) yang mampu menolak suatu bencana atau mampu mendatangkan sebuah kemaslahatan. ini salah satu dampak takhayul. Jika demikian maka Tauhid Rubûbiyyah dan Tauhid Ibadah seorang hamba akan keropos dan hancur. Firman Allah;
ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى (الزمر:3)
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya"... (QS. 39:3).

Takhayul juga merupakan senjata para ahli bid'ah dalam menguatkan argumennya dengan dalih bahwasanya ini adalah sesuai dengan syari'at yang disandarkan secara dusta kepada salafus shalih.

Di antara faktor-faktor yang mendorong terjadinya khurâfat ialah :
1. Mudah mempercayai benda-benda takhayul
2. Dangkalnya ilmu agama
3. Terpengaruh dengan kelebihan seseorang atau sesuatu benda

Penolakan Islam terhadap mental khurâfat
1. Kepercayaan dan amalan dalam Islam berdasarkan keyakinan bukan sangkaan (Dzan)
2. Tidak mengikut hawa nafsu dan emosi
3. Menolak taklid buta
4. Melarang kepada seorang muslim untuk menuruti pemimpin yang zalim
5. Menolak dakwaan tanpa bukti
(http://lauhalmahfuzh.blogspot.com/2009/07/bidah-khurafat-tahayul.html)

Thursday, February 2, 2012

Mengenal lebih dekat Tokoh-Tokoh Muhammadiyah

Kiai Haji Ahmad Dahlan ( Penggagas Muhammadiyah)

Kiai Haji Ibrahim ( Tokoh Pragmatis Progresif)

Haji Muhammad Syudja' ( Tokoh PKO dan Organisasi Haji)

Hai Fakhruddin (Tokoh Mubaligh dan Penerbitan)

Kiai Haji Hisyam (Tokoh Aksioner Edukatif)

Kiai Raden Haji Hadjid ( Tokoh Ulama Tarjih dan Pandu Muhammadiyah)

Kiai Haji Mas Mansur (Tokoh Revolusioner Progresif)

Ki Bagus Hadikusumo (Tokoh Pragmatis Revolusioner)

Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur ( Tokoh Pragmatis Ideologis)

Prof. Dr. Hamka (Ualama Sastrawan - Budayawan Idealis)

Kiai Haji Muhammad Yunus Anis (Tokoh Pragmatis Ideologis)

Kiai Haji Ahmad Badawi (Tokoh Pragmatis Visioner)

Kiai Haji Faqih Usman (Tokoh Pragmatis Moderat)

Kiai Haji Abdur Rozak Fachruddin (Mubaligh Visioner Bersahaja)

Haji Djarnawi Hadikusumo (Tokoh Visioner-Aksioner)

Haji Sudarsono Prodjokusumo (Tokoh Perguruan Muhammadiyah)

Haji Mohammad Djinar Tamimy (Tokoh Ideolog Muhammadiyah)

Kiai Haji Ahmad Azhar Basyir, M. A (Tokoh Ulama Intelektual)

Prof. Dr. Haji Muhammad Amien Rais, M. A (Tokoh Intelektual Reformis)

Prof. Dr. Haji Ahmad Syafii Maarif (Tokoh Intelektual Humanis Egaliter)

Prof. Dr. Haji Muhammad Sirajuddin Syamsuddin,M. A (Tokoh Intelektual Humanis)

Mengenal Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.

Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

Baca selanjut : Sejarah Muhammadiyah

Wednesday, February 1, 2012

KHITTAH PERJUANGAN PEMUDA MUHAMMADIYAH

I. Pendahuluan

Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa Arab- خِـطةً - يَخُطﱡ – خَطﱠ yang berarti rencana, jalan, atau garis (Kamus Al-Munawwir). Dengan demikian, khittah perjuangan dapat diartikan sebagai rencana, jalan, atau garis perjuangan Pemuda Muhammadiyah dalam mewujudkan misi dan cita-cita gerakannya.

Khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah berisi pokok-pokok pikiran yang diharapkan dapat menjadi garis perjuangan gerakan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Di dalam rumusan Khittah Perjuangan ini terkandung aspek pembaruan sekaligus kesinambungan. Aspek pembaruan diarahkan pada upaya peneguhan eksistensi Pemuda Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mampu menyelesaikan problematika umat Islam, khususnya mereka yang bernaung di bawah panji-panji persyarikatan Muhammadiyah. Sementara aspek kesinambungan merupakan upaya mempertahankan capaian-capaian positif yang selama ini dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.

Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah diharapkan bukan hanya sekedar retorika yang kaya wacana tetapi miskin kerja nyata. Melalui khittah, gerakan Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan krisis yang telah lama menghimpit sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Sudah saatnya Pemuda Muhammadiyah bangkit sebagai kekuatan terdepan di dalam merespon dan menyikapi dinamika zaman. Pemuda Muhammadiyah harus tekun, rajin, dan cerdas dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok. Dalam konteks ini, firman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 18 berikut ini perlu menjadi pijakan dalam setiap gerak dan langkah Pemuda Muhammadiyah :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Secara objektif, perumusan khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah didorong oleh faktor internal dan eksternal organisasi. Faktor internal merujuk pada evaluasi dan otokritik terhadap kiprah organisasi di dalam melayani umat Islam dan masyarakat lain pada umumnya.

Sedangkan faktor eksternal merujuk pada fenomena perubahan dunia yang menuntut setiap orang untuk terlibat aktif dalam mewarnai perkembangan peradaban. Kompetisi dan persaingan dalam seluruh aspek kehidupan harus dihadapi, bukan dihindari.

Sejalan dengan itu, motto perjuangan Pemuda Muhammadiyah “FASTABIQUL KHAIRAT” harus kembali menjadi spirit dan landasan gerak bagi setiap aktivitas dan kreativitas yang dilakukan oleh kader-kader Pemuda Muhammadiyah di semua level kepemimpinan. Dengan semangat ini, Pemuda Muhammadiyah harus tampil sebagai pelopor dalam mewujudkan pencerahan peradaban dan pembebasan umat dari keterkungkungan kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan. Semua itu harus menjadi cita-cita umat yang semestinya diperjuangkan secara kolektif tanpa memandang perbedaan suku, ras, tingkat pendidikan, bahkan agama.

II. Doktrin Perjuangan

Pemuda Muhammadiyah melandasi kiprah perjuangannya pada cita-cita Muhammadiyah untuk menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sehingga seluruh gerakan Pemuda Muhammadiyah diarahkan pada upaya akselerasi pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian, dimensi keagamaan, keilmuan, dan kemasyarakatan yang menjadi inspirasi perjuangan Muhammadiyah selama ini harus dijadikan ruh pergerakan Pemuda Muhammadiyah.

Pada tataran praktis, Pemuda Muhammadiyah meneguhkan doktrin perjuangannya melalui upaya:

Pertama, mempertegas komitmen dan jati dirinya pada pemberdayaan umat di seluruh sektor kehidupan.

Kedua, melakukan rekruitmen kader-kader berkualitas secara proaktif di tengah-tengah masyarakat dengan cara melibatkan mereka pada setiap pelaksanaan program-program kerja Pemuda Muhammadiyah.

Ketiga, meningkatkan kapasitas dan kualitas para kader melalui jenjang pendidikan kader yang terencana secara sistematis dan berkesinambungan.

III. Dimensi-dimensi Perjuangan

A. Dimensi Keagamaan

Pada dimensi keagamaan, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat berperan aktif dalam menggiring umat ke posisi arus tengah Islam (ummatan wa syatha). Dengan posisi ini, umat Islam tidak terjebak dalam skenario yang dimainkan oleh pihak lain yang kerapkali bertujuan untuk memecah belah umat Islam. Sudah saatnya umat Islam dikembalikan pada satu cita-cita, yaitu membebaskan manusia dari setiap patologi sosial dan penyakit peradaban yang selama ini merasuki alam pikiran manusia modern. Untuk itu, seluruh kader Pemuda Muhammadiyah harus menebar pesona Islam di setiap waktu dan tempat dengan cara melaksanakan ajaran Islam secara total sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 208 yang berbunyi:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara total, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Untuk melaksanakan ajaran Islam secara total, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat mengaktifkan kembali gerakan dakwah jama’ah dengan menjadikan masjid sebagai pusat informasi dan komunikasi antar aktivis. Dakwah jama’ah diperlukan bukan hanya untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah di kalangan aktivis pemuda, tetapi lebih dari itu da’wah jama’ah juga diharapkan mampu melindungi persyarikatan Muhammadiyah dari upaya “penyusupan” yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu di kalangan umat Islam yang memiliki kiprah dan ideologi yang berbeda dengan Muhammadiyah.

Selain itu, Pemuda Muhammadiyah harus memperluas jaringan dakwahnya ke seluruh masyarakat hingga menyentuh berbagai suku, ras, budaya dan adat istiadat yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Jalan yang dapat ditempuh adalah dengan menghidupkan gerakan dakwah kultural yang juga berfungsi sebagai sebagai salah satu sarana perekrutan kader-kader persyarikatan.

Dalam tatanan kehidupan beragama di tengah komunitas umat Islam, Pemuda Muhammadiyah harus mampu menampilkan dirinya sebagai teladan dalam menjembatani sekaligus memediasi setiap perbedaan pandangan, penafsiran, dan praktek keagamaan yang terjadi di kalangan umat Islam.

Pemuda Muhammadiyah harus mampu merajut dan merekatkan ukhuwah Islamiyah dengan cara mengajak semua pihak untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah secara bersama-sama.

Seiring dengan itu, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu menjadi inspirator dan motivator dalam mengembangkan dakwah Islam yang humanis, terbuka, dan mencerahkan. Pemuda Muhammadiyah menolak secara tegas segala tindak kekerasan atas nama agama dalam memperjuangkan dan menegakkan agama Islam. Agama Islam harus disampaikan dengan cara damai, santun, dan beradab agar Islam benar-benar tampil sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).

Terkait dengan heterogenitas agama di Indonesia, Pemuda Muhammadiyah harus membuka diri untuk selalu melakukan dialog antar umat beragama. Cara yang paling efektif untuk dilakukan adalah menjalin kerjasama lintas agama dalam kerja-kerja kemanusiaan. Pemuda Muhammadiyah dapat memulai gerakan ini dengan menciptakan musuh bersama (common enemy) agama-agama berupa kebodohan, kemiskinan, krisis lingkungan, bencana alam, penyakit menular, narkotika, dan lain-lain.

B. Dimensi sosial

Pada dimensi sosial, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam merajut kohesivitas sosial dengan seluruh komponen bangsa. Dengan kohesivitas sosial yang baik, seluruh anak bangsa akan dapat bekerja sama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih menjanjikan. Kohesivitas sosial hanya dapat diwujudkan jika keadilan dapat ditegakkan pada seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah harus berani melawan setiap ketidakadilan yang terjadi baik yang dilakukan secara personal maupun yang diorganisir secara struktural. Pemuda Muhammadiyah berpandangan bahwa bangsa ini hanya dapat berdiri dengan kokoh atas dasar prinsip-prinsip keadilan sebagaimana telah diperintahkan Allah dalam surat Al-Nisaa’ ayat 58 yang berbunyi:

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, Pemuda Muhammadiyah mendasarkan pokok perjuangannya kepada empat macam persoalan mendasar. Pertama, rendahnya kualitas dan tidak meratanya akses pendidikan bagi semua anak bangsa. Berkenaan dengan hal ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam memperjuangkan kualitas dan kuantitas lembaga-lembaga pendidikan. Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk selalu mengikuti, mengkritisi, sekaligus memberikan masukan konstruktif pada setiap produk regulasi pendidikan yang ditetapkan pemerintah.

Kedua, rendahnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk menjawab masalah ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu berperan aktif dalam memperjuangkan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana pelayanan kesehatan, peningkatan kuantitas anggaran pembiayaan kesehatan, dan sosialisasi pola dan gaya hidup sehat.

Ketiga, tingginya angka pengangguran dan maraknya tindak kriminalitas. Menyikapi masalah ini, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat berpartispasi aktif dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung setiap usaha semua pihak yang diarahkan pada upaya perbaikan taraf hidup rakyat.

Keempat, rendahnya moral dan akhlak anak bangsa. Terkait masalah ini, Pemuda Muhammadiyah harus memprakarsai berbagai macam program yang berorientasi pada upaya revitalisasi akhlak dan moral bangsa. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara menghidupkan kembali ajaran agama sebagai basis utama pertahanan akhlak dan moral. Selain itu, kearifan-kearifan lokal yang dijadikan sebagai panutan di masa lalu dapat dijadikan tawaran alternatif dalam mengimbangi moralitas sekuler, hedonis, dan materialis akibat perkembangan informasi dan teknologi serta arus globalisasi yang tidak terkendali.

C. Dimensi Ekonomi

Dimensi eknomi merupakan elan vital yang harus menjadi fokus perhatian utama Pemuda Muhammadiyah. Secara umum, tingkat ekonomi umat Islam masih berada di bawah tingkat ekonomi umat beragama lain. Fakta empiris menunjukkan bahwa saat ini umat Islam cenderung dijadikan sebagai sasaran market paling empuk dari negara-negara produsen. Umat Islam sama sekali tidak mampu bersaing dalam pasar global yang semakin hari semakin kompetitif. Padahal, ajaran Islam mengharuskan umat Islam untuk tidak hanya memperhatikan persoalan-persoalan ukhrawi semata, tetapi juga harus memperhatikan persoalan-persoalan duniawi sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qashas ayat 77 yang berbunyi:

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Melalui refleksi yang cukup dalam terhadap ayat tersebut, Pemuda Muhammadiyah merasa terpanggil untuk segera mencari solusi dalam memberdayakan ekonomi umat Islam. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengembangkan sistem ekonomi syariah pada seluruh dimensi ekonomi umat sebagai antitesis terhadap sistem ekonomi kapitalis yang selama ini “menjajah” umat Islam. Pengembangan ekonomi syariah dapat dilakukan dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pemberdayaan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) baik formal seperti bank, asuransi, zakat, infaq, shadaqah, dan koperasi maupun informal seperti pendirian lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi umat pada sektor pertanian, perikanan, dan unit-unit ekonomi kerakyatan lainnya.

Sejalan dengan itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk mendidik kader-kadernya agar siap diterjunkan ke dunia usaha sebagai pejuang-pejuang ekonomi umat di tengah-tengah masyarakat. Dalam konteks ini, potensi jaringan Pemuda Muhammadiyah secara nasional perlu dikembangkan sehingga memiliki daya saing yang cukup tangguh dalam menggerakkan perekenomian umat. Potensi lain yang dapat dikembangkan adalah pemberdayaan institusi-institusi Islam seperti mesjid, sekolah-sekolah Islam, majlis ta’lim, dan Islamic center sebagai pusat perekonomian umat.

D. Dimensi Politik

Pemuda Muhammadiyah berpandangan bahwa agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah menilai bahwa politik dan berpolitik bukanlah hal yang dilarang oleh agama. Dan Pemuda Muhammadiyah bukanlah organisasi apolitik. Bahkan sebaliknya, Pemuda Muhammadiyah menjadikan politik sebagai salah satu sarana dakwah yang paling efektif dalam membumikan kehendak Tuhan di muka bumi. Namun demikian, Pemuda Muhammadiyah meyakini bahwa kekuasaan politik merupakan ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagaimana firman-Nya dalam surat al-An’am ayat 165 yang berbunyi:

Artinya : Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di muka bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Oleh karena kekuasaan politik merupakan bagian dari ujian Allah, maka Pemuda Muhammadiyah harus mengarahkan perjuangan politiknya bagi kepentingan Islam dan umat Islam. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemuda Muhammadiyah dituntut melakukan langkah-langkah sistematis dan strategis melalui empat strategi dan lapangan perjuangan politik yaitu: Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan negara.

Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara.

Ketiga, mengelola fragmentasi potensi dan kekuatan politik secara baik dan benar agar seluruh kepentingan umat Islam dapat terakomodasi secara maksimal. Bila usaha untuk mempersatukan partai-partai politik Islam di bawah satu bendera sulit dilakukan, maka hal yang paling mungkin dilakukan adalah mempersatukan politisi Islam di lembaga-lembaga legislatif mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah. Meskipun kenderaan politik berbeda, namun tujuan dan orientasinya haruslah tetap sama.

Keempat, pembumian nilai-nilai keislaman di jalur kultural (cultural approach). Melalui lahan ini, Pemuda Muhammadiyah memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan energi sumber daya umat sebagai basis penguatan civil society. Target akhir yang ingin dicapai adalah agar Pemuda Muhammadiyah dapat menyalurkan aspirasi politiknya secara maksimal dalam menjaga kelangsungan agama sekaligus menata kehidupan dunia (hirasat al-din wa siyasat al-dunya).

E. Dimensi Kebudayaan dan Peradaban

Melalui kalkulasi sederhana, Pemuda Muhammadiyah memandang bahwa peradaban Barat lebih maju dari peradaban Islam, antara lain dibuktikan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan stabilitas kehidupan sosial-politik yang dicapai Barat. Dengan menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat fisik material, fenomena kebangkitan peradaban Barat merupakan keniscayaan.

Namun bila dikaji lebih dalam, kemajuan sains dan teknologi yang menjadi basis fundamental bangunan peradaban Barat justru telah menelantarkan dunia di ambang pintu krisis global yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Krisis global yang dihadapi umat manusia di planet ini telah menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan seperti bidang kesehatan, teknologi, ekonomi, politik, ekologi, dan hubungan sosial. Krisis juga melanda dimensi-dimensi intelektual, moral, dan spiritual. Anehnya, peradaban Barat ini dijadikan sebagai cermin yang harus diikuti oleh semua negara, termasuk negara-negara Islam. Inilah yang menyebabkan rapuhnya fondasi peradaban dunia secara global.

Kerapuhan fondasi peradaban Barat itu merupakan peluang besar bagi Pemuda Muhammadiyah untuk membangun peradaban alternatif yang berdimensi moral dan spiritual. Agenda utama yang harus dikedepankan antara lain membangun kesadaran eksistensial manusia yang tidak terpisahkan dari Tuhan. Keyakinan terhadap kehadiran

Tuhan dalam seluruh dimensi kehidupan akan memberikan kekuatan sekaligus kedamaian dalam hati setiap manusia yang menjadi aktor pendukung setiap kebudayaan.

Bertolak dari realitas obyektif di atas, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk mewujudkan peradaban Islam masa depan dengan melakukan upaya-upaya rekonstruktif melalui upaya pembumian wahyu melalui kontekstualisasi ajaran Islam. Kontekstualisasi ajaran Islam tentu saja harus dibarengi dengan upaya eksplorasi ilmu pengetahuan (scientific exploration). Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga harus mengambil peran dalam upaya mencari penemuan-penemuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan (scientific discovery). Dengan ilmu pengetahuan yang berorientasi ilahiyah-lah, tatanan kebudayaan dan peradaban dunia dapat diwujudkan secara baik.

IV. Penutup

Khittah perjuangan ini harus dapat mencerminkan kemandirian Pemuda Muhammadiyah dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi modern yang berorientasi masa depan. Selain itu, Khittah perjuangan ini harus menjadi variabel pengubah kultur atau budaya berorganisasi kader-kader Pemuda Muhammadiyah ke arah yang lebih baik. Agar kultur dan budaya hasanah merekat dalam setiap nadi gerakan Pemuda Muhammadiyah, maka diperlukan upaya pembumian semangat saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran dan saling berlomba untuk menuju cinta dan kasih sayang Allah.

Ya Ilahi anta Maqshudana, wa ridhaka mathlubana.

Cara membaca zaman dengan baik dan benar

Pada dasarnya dari dulu dan sampai kapanpun bahwa zaman itu begini begitu saja. Maksudnya selama masih ada matahari terbit di sebelah timur ...

My Blog List