Thursday, April 19, 2012

Salah satu contoh Keraguan dan pendustaan orang-orang kafir terhadap kebenaran Allah

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Allah Berfirman di dalam Surah 06. Al Anàam yang artinya 9
"dan jikalau Kami (kata Allah) jadikan Rasul itu (seorang) malaikat, tentulah Kami jadikan Dia seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka (orang-orang kafir) apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri."

Ayat ini diturunkan di makkah dan merupakan kalam Allah terhadap keraguan dan pendustaan orang-orang kafir quraisy terhadap kerasulan nabi Muhammad saw. Keraguan mereka dapat kita lihat pada ayat 8 surah Al Anàam yang artinya:
"dan mereka (orang-orang kafir itu) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat?" dan jika kalau Kami (kata Allah) turunkan (kepadanya Muhammad) malaikat, tentulah selesai urusan itu, kemudian mereka (orang musyrik) tidak diberi tangguh (sedikitpun)."

Penjelasan ayat 8-9 dari Surah Al-Anàam adalah :
1. Keraguan orang kafir terhadap kerasulan Nabi Muhammad saw. Mereka orang kafir itu beranggapan bahwa seharusnya rasul itu adalah Malaikat dan ini bentuk pendustaan mereka terhadap kebenaran kenabian Nabi Muhammad s.a.w.

2. Jikalau Allah swt menjadikan rasul itu seorang Malaikat belum tentu mereka yakin dan tetap dalam keraguan dari mereka sendiri. Apa sebabnya? Karena penyebab keraguan mereka orang kafir itu selalu berpaling dari kebenaran yang datangnya dari Allah melalui ayat-ayatNya dan disampaikan oleh para RasulNya untuk umat manusia. Mereka orang-orang kafir itu masih saja mendustakan Al-Quràn dengan selalu memperolok-oloknya dan berkata Al-Quràn ini hanyalah sihir yang nyata. Na`dzubillaahi min dzalik.

Apa pengajaran dari ayat itu?
1. Mari kita benahi kembali aqidah bahwa Allah menciptakan Malaikat untuk mengatur segala urusan dan Allah mengutus Para Rasul dari manusia terbaik pilihanNya di antara ummat manusia. Nabi Muhammad saw merupakan Penutup Para Nabi dan Rasul Allah. Tidak ada Nabi dan Rasul sesudahnya. Dan siapa saja yang mengaku dan memproklamirkan dirinya Nabi dan rasul maka sesungguhnya dia dalam kesesatan yang nyata dan termasuk seorang pendusta seperti halnya Musailamah Al-Kadzab dan kawan-kawannya

2. Nyata kita beriman kepada Nabi dan Rasul Allah adalah ittiba` (mengikuti) Nabi SAW sebagai suri tauladan. Dan yang dicontoh adalah Aqidah, Ibadah dan Akhlak Nabi saw.

3. Hari ini kita orang Islam lihatlah diri kita masing-masing dan keluarga kita terutama. Apakah Aqidah kita, ibadah kita dan Akhlak kita sudah mengikuti Nabi saw? Atau paling tidak mendekati? Jawabannya dikembalikan kepada kita masing-masing diri. Dan jalan agar kita benar-benar pengikut Nabi Muhammad saw adalah :

a. taati Allah swt robb semesta alam, yaitu melaksanakan perintahNya antara lain Sholat yang benar, puasa yang benar, zakat yang benar dan menunaikan haji ke makkah bagi yang mau dan mampu. Dan mari kita hindari segala laranganNya dengan berpegang teguh kepada kitabullah, yaitu bacalah ayat demi ayat, pahami maknanya dan bertanyalah kepada para ulama di bidangnya dan amalkan.

b. Ikuti Nabi Muhammad saw dengan mencontoh Aqidahnya, ibadahnya, dan akhlaknya dengan berpedoman kepada AsSunnah, yaitu bacalah hadist-hadist shahih, pahami maknanya dan bertanyalah kepada para ulama di bidangnya dan amalkan.

Kesimpulan :
Janganlah kita seperti orang-orang kafir, yaitu ragu terhadap kebenaran kerasulan Nabi Muhammad saw. Dan bukti keraguan itu berislam sesuka hati.

Dan ingatlah, tidak ada keraguan terhadap apa yang diturunkan Allah, yaitu Al-Quràn dan AsSunnah bagi orang-orang bertakwa, yaitu beriman kepada Allah kemudian mendirikan sholat, menafkahkan sebagian rezekinya terutama kerabat dekatnya, beriman kepada apa yang diturunkan Allah yaitu Al-Quràn. Dan itulah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah dan merekalah orang-orang yang beruntung. Lihat surah Al-Baqoroh ayat 2 – 5.

Fa`tabiruu yaa ulil albab laàllakum tatadzakkaruun

Cara membaca zaman dengan baik dan benar

Pada dasarnya dari dulu dan sampai kapanpun bahwa zaman itu begini begitu saja. Maksudnya selama masih ada matahari terbit di sebelah timur ...

My Blog List